Pages

Kamis, 03 November 2011

Vertebrata " Ikan Cupang "


            Cupang telah dikenal dan dipelihara sebagian masyarakat tanah air sejak tahun 1960-an. Kala itu, harganya masih murah dan pamornya sama dengan ikan hias lainnya. Variasi sirip dan warnanya belum semeriah dan seelok seperti sekarang. Begitu pula juga penggemarnya masih terbatas pada anak-anak dan belum banyak dari kalangan dewasa.
            Perubahan terjadi pada tahun 1990 ketika para importir mengintroduksi jenis cupang baru. Hal ini di tandai dengan kontes cupang yang semakin marak dengan pembagian kategori atas dasar warna dan bentuk sirip. Ikan cupang dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu, ikan cupang aduan dan ikan cupang hias.
Sistematika dan klasifikasi cupang adalah sebagai berikut:
Filum               : Chordata
Subfilum         : Craeniata
Kelas               : Osteichthyes
Subkelas          : Actionopterygii
Super Ordo     : Teleostei
Ordo                : Percomorphidei
Subordo          : Anabantoidei
Famili              : Anabantoidae
Genus              : Betta
Spesies            : Betta splandens
            Cupang hidup di daerah tropis, terutama di benua asia sampai afrika. Habitat asalnya berupa perairan dangkal berair jernih, seperti daerah persawahan atau anak sungai yang temperaturnya 24-27° C dengan pH berkisar 6,2-7,5 serta tingkat kandungan mineral terlarut dalam air atau kesadahan (hardness) berkisar 5-12 dH. Pada umumnya cupang sanggup hidup dan berkembang biak dengan baik pada kisaran pH 6,5-7,2 dan hardness berkisar 8,5-10dH.
            Cupang terkenal karena agresivitasnya dan kegemarannya berkelahi sesama jenisnya, sehingga dinamakan fighting fish. Warna tubuh ikan ini berwarna-warni sehingga menjadi daya tarik penggemar dan hobiis untuk mengoleksinya. Warna-warni klasik, seperti merah, hijau, biru, abu-abu, dan kombinasinya banyak dijumpai. Warna-warna baru bermunculan dari kuning, putih, jingga, hingga warna-warna metalik, seprti tembaga, platinum, emas, dan kombinasinya.
Sifat agresifnya menjadi daya tarik tersendiri bagi orang untuk menyukai ikan ini dan cupang jantan sering dipelihara khusus untuk diadu ketangguhannya. Jenis-jenis untuk cupang aduan adalah Betta imbellis, Betta smaragdina, Betta coccina, Betta bellica. Sedangkan cupang jenis hias adalah Comb tail (serit tunggal), Crown tail (serit ganda), Halfmoon (separuh bulan), Double tail  (cagak), Plakat (ekor pendek).
Jenis ikan aduan:
a.       Betta imbellis
Betta imbellis banyak ditemukan di Thailand, Malaysia (dekat Kuala Lumpur, Penang), Indonesia (Sumatera Utara dan Sibolga), dan Vietnam (Phu Quochere). Habitatnya sebagian besar dalam zona yang memiliki tanaman air yang rapat. B.imbellis sering juga disebut B.splendens atau B. Rubra. Seharusnya B.imbellis dinamakan B.rubra karena penamaan rubra lebih dahulu daripada imbellis. Naun karena sudah terbiasa dengan nama B,imbellis, nama ini tetap dipertahankan.
Pada tahun 1970 Dietrich Schaller mengimpor cupang imbellis jerman. Walaupun sebuah penerbitan belanda telah melukis bentuk ikan ini dan menerbitkannya pada tahun 1944, B.imbellis tetap dikenal sebagai B.splendens merah.
B.imbellis dapat dipelihara dalam aquarium kecil berukuran 40x40x40 cm dengan temperatur air 25-39° C., pH 6,5-7,5. Jantan imbellis membuat busa di permukaan air sebagai tempat meletakan telur. Perkawinan menghasilkan sekitar 200 telur yang menetas selama 2 hari. Jantan imbellis jauh lebih berwarna dan bersemangat dengan sirip lebih panjang dibandingkan dengan betinanya. Sebaliknya, B. Imbelis dipelihara secara soliter. Makanan jenis cupang ini adalah jentik nyamuk dan berbagai udang renik.

b.      Betta smaragdina
Betta smaragdina ditemukan pertama kali oleh Ladiges, W.pada tahun 1972 dan banyak dijumpai di Thailand. Cupang ini menyukai air bersuhu 24-27° C dengan pH 6,0-8,0 dan dH 5,0-19,0. Smaragdina merupakan bubblenester, panjang tubuhnya mencapai7cm. Jantan umumnya memiliki warna tubuh biru atau hijau yang memberikan kesan seperti emerald. Tulang sirip berwarna merah cerah dan tutup insangnya berwarna hijau. Tubuhnya tampak lebih panjang dari B.splendens. Smaragdina dapat hidup rukun dalam satu grup yang terdiri dari 1 ekor jantan dan 4 ekor betina.
 
c.       Betta coccina
Betta coccina termasuk dalam keluarga Osphronemidae (Gouramies),subfamili Macropodinae, kelas Actinoptreygii (ikan ray-finned). Ukuran maksimum 8,2cm untuk yang jantan, lebih kecil dibandingkan dengan B.belicca  yang panjangnya mencapai 10cm. Lingkungan hidupnya di air tawar dengan pH 6,5-7,5 dan dH 20,0. Suhu habitat idealnya 24-28° C, sesuai dengan iklim hutan hujan tropis. Jenis ini bila disilangkan akan menghasilkan warna dasar merah pada keturunannya.

d.      Betta bellica
Betta belicca  merupakan cupang asli asal indonesia yang tersebar di sumatera, Malaysia, Perak dan Thailand. Ukurannya bisa mencapai 11cm. Menurut Ladiges, Betta bellica ditemukan di Malaysia di rawa besar dekat sungai kinta yang merupakan anak sungai perak. Belicca berarti ” suka perang”, ada juga yang menyebut sebagai B.fasciata atau B.bleekeri. b.belicca awalnya dijelaskan berasal dari Malaysia, Malaka dan B.fasciata digambarkan berasal dari Sumatera. Fasciata sesungguhnya memiliki warna dasar kebiruan dan sedikit lebih kecil paling besar berukuran 10cm. Orang pertama yang menemukan jenis ini adlah biolog jerman, J. Reichelt, tahun 1905 yang pertama kali menangkap ikan ini di pulau Sumatera dan mengidentifikasinya.
Walaupun namanya dalam bahasa latin suka perang, tetapi sesungguhnya B.belicca adalah ikan yang suka damai. Belicca sangat cocok untuk dipelihara dalam akuarium bersama-sama ikan lain, tetapi jangan ditempatkan dengan ikan-ikan kecil. B.belicca akan memperlihatkan warnanya yang menarik di tempat yang penuh dengan tanaman air dan tempat bersembunyi. Akuarium harus ditutup rapat, karena ikan ini dapat melompat melalui lubang yang kecil sekalipun.
Habitat asli B.belicca adalah perairan yang sangat lunak dan  asam dengan pH sekitar 4,6 serta suhu 28° C. Namun untuk pemelharaan dalam akuarium, belicca toleran terhadap air yang asam hingga netral, tidak terlalu keras, dan bersih. Penggantian air harus sering dilakukan karena ikan ini sangat peka terhadap air yang kotor. Akibatnya akan muncul bintik-bintik cokelat ditubuhnya.
Secara alami B.belicca memakan hampir semua jenis serangga kecil dan kolam tempat ikan bermukim. Saat makan, ikan ini akan melompat menangkap serangga yang hinggap dekat permukiman air.
b.belicca adalah ikan yang membuat sarang busa atau bubblenester yang ukurannya terbesar dalam keluarga cpang. Si jantan akan membuat sarang busa yang besar di permukaan air atau busa yang lebih padat dibawah daun yang mengambang di permukaan air. Si jantan cepat birahi ,elihat si betina. Ikan jantan bentuk tubuhnya lebih besar dibandingkan dengan si betina. Warnanya pun lebih garang, sementara si betina tubuhnya berbelang-belang ketika didekati si jantan. Dalam tempo singkat mereka kawin dan bertelur. Si jantan menjaga telur-telurnya sampai menetas dalam busa yang dibuatnya. Penetasan hanya berlangsung 2-3 hari. Setelah berumur 5 hari, burayak boleh diberi makan makanan lunak dan halus, seperti artemia dan daphnia.
Jenis ikan hias:
a.       Comb tail (serit tunggal)
Comb tail atau cupang sisir merupakan sebutan untuk cupang yang memiliki sirip berbentuk sisir. Cupang ini pun biasa disebut dengan julukan cupang serit. Cupang sisir mempunyai serit yang sangat kecil di ujung ray (sungut) sehingga terlihat bergerigi dan disebut juga dengan serit tunggal. 
Oleh International Betta Congress (IBC), comb tail disebut juga sebagai fringe finned betta. Hanya saja, IBC tidak memasukkan comb tail sebagai bagian dari crown tail yang digunakan untuk menyebutkan cupang berserit dua atau lebih. Cupang serit tunggal tetap disebut comb tail meskipun siripnya panjang dengan tambahan nama extended di belakangnya. Cupang serit dikatakancrown tail jika memiliki 2 tulang serit yang memanjang.

b.      Crown tail (serit ganda)
Crown tail merupakan cupang hias silangan asli Indonesia. Bentuk sirip cupang ini sangat khas, yaitu tulangnya ekornya terlihat panjang dan kuat. Sekilas, sirip tipe ini terlihat seperti layar yang sobek. 
Awal pertama kemunculan cupang serit terjadi pada tahun 1998 dan menjadi boomingpada tahun 2000. Di awal kemunculannya, banyak pihak yang skeptis karena tipe tersebut relatif baru dan dianggap sebagai penyimpangan semata. Oleh sebab itu, cupang serit dijadikan sebagai “warga kelas dua” dalam dunia kontes cupang. Seiring berjalannya waktu, banyak peternak yang tergila-gila untuk memperbanyak cupang serit. Akhirnya, keberadaan cupang serit pun diakui oleh International Betta Congress (IBC).
Seekor cupang dikatakan termasuk dalam jenis crown tail jika memiliki dua atau lebih tulang serit. Dewasa ini, perkembangan cupang serit sudah semakin jauh. Hal tersebut terlihat dari jumlah tulang serit yang tidak hanya dua, tetapi empat (double-double ray) dan delapan. 
Tidak hanya berdasarkan jumlah tulang serit, perbedaan juga ditunjukkan dengan adanya selaput di antara tulang serit. Oleh sebab itu, crown tail dibagi menjadi dua, yaitu tipe balon dan tipe balok. Tipe balon ditunjukkan dengan adanya selaput lebar di antara tulang serit. Ada atau tidaknya selaput ini baru dapat diketahui ketika cupang telah dewasa. Sementara tipe balok dicirikan dengan tulang serit kasar yang tidak memiliki selaput.
Dunia crown tail semakin semarak dengan hadirnya cupang dengan serit menyilang yang mendapat julukan king crown tail. Berbeda dengan cupang serit lainnya, king crown tail memiliki pasangan tulang serit yang menyilang sehingga ujung tulang serit bertemu dengan ujung tulang pasangan serit lainnya. Dengan begitu, tak berlebihan jika cupang ini mendapat julukan sebagai rajanya cupang berekor mahkota. Namun, munculnya king crown tail baru diduga sebagai kelainan genetik semata. Hal tersebut terbukti dari king crown tail yang diternakkan tidak menurunkan keturunan yang serupa. Oleh sebab kelangkaannya tersebut, cupang ini banyak dijadikan maskot oleh peternak dan penggemar cupang.


c.       Halfmoon (separuh bulan)
Pada awalnya, halfmoonmerupakan cupang hasil silangan peternak cupang di Amerika Serikat. Cupang yang dihasilkan ini memiliki sirip yang lebar dan bentuk sirip ekornya menyerupai setengah lingkaran, yaitu 180°. Selain bentuk siripnya yang indah, gerakan yang anggun dari halfmoon menjadi daya pikat tersendiri.
Selanjutnya, cupang tersebut dikembangbiakkan di Perancis. Seperti halnya cupang serit, masyarakat kontes cupang internasional IBC masih belum dapat mengakui kehadiran ikan cupang ini. Kebanyakan juri masih belum dapat memberikan kemenangan terhadap halfmoon, meskipun memiliki segudang keistimewaan. Halfmoon pun menjadi “warga kelas dua”. 
Berbeda penerimaan IBC, berbeda pula penerimaan masyarakat secara individual. Sejak dipertontonkan pada konvensi konvensi IBC di Alabama, banyak peternak cupang yang menaruh perhatian besar. Hal ini ditunjukkan dengan menyebarnya halfmoon ke kawasan eropa lainnya, misalnya Switzerland. Selanjutnya, setelah berusaha keras membuat galur murni halfmoon, para peternak dari Amerika Serikat, Perancis, dan Swiss itu pun membentuk organisasi baru yang bernama International Betta Splendens Club untuk mewadahi kontes cupang halfmoon dari berbagai belahan dunia. 
Hingga kini, halfmoon tersebar dengan baik ke Asia Tenggara sejak para peternak dari Thailand turun tangan dalam mengembangkannya. Di habitat tropis Thailand, ikan cupang ini pun berkembang pesat dan banyak diternakkan karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

d.      Double tail  (cagak)
Sebutan double tail (cagak) diberikan pada ikan yang memiliki sirip ekor sebanyak dua buah. Akibatnya, ikan ini seperti memiliki sirip ekor yang terbelah sehingga disebut juga dengan istilah “fin split”. Setiap sirip ekor (belahan) tersebut memiliki ukuran yang sama besar dan sama lebar. Diduga, cupang cagak merupakan mutan dari halfmoon yang memiliki satu sirip ekor (single tail). 
Selain memiliki keistimewaan berupa sirip ekor yang terbelah, keistimewaan lain dari cupang ini yaitu memiliki pangkal sirip punggung dan sirip anal yang sama panjang. Cupang cagak yang baik tidak memiliki celah atau spasi di antara ketiga siripnya (anal, kaudal, dan dorsal). Jika mengembang sempurna, keseluruhan sirip tersebut akan membentuk satu kesatuan berupa lingkaran utuh yang simetris.
Pengembangan cupang cagak ini masih relatif jarang ditemukan. Hal tersebut disebabkan rendahnya tingkat keberhasilan menghasilkan cupang cagak yang sempurna. Oleh sebab itu, kelas double tail tidak selalu diselenggrakan oleh panitia kontes karena keterbatasan jumlah peserta.

e.       Plakat (ekor pendek)
Berbeda dengan jenis-jenis sebelumnya, cupang plakat memiliki sirip ekor yang pendek. Asal-usul cupang ini berasal dari cupang alam dan cupang aduan. Namun, jenis ini sengaja dikembangkan khusus untuk kontes hias yang terfokus pada keindahan warna dan bentuk sisiknya. Nama plakat sendiri berasal dari bahasa Thai, yaitu “plakad”, yang digunakan untuk menyebut cupang aduan. Dalam dunia percupangan, nama plakat digunakan untuk membedakan cupang dengan ekor pendek yang digunakan untuk kontes dan cupang yang digunakan untuk aduan.
Dalam perkembangannya, cupang plakat pun di kawinkan dengan jenis cupang lain seperti halfmoon dan double tail. Hasilnya, diperoleh cupang plakat dengan bentuk sirip yang bervariasi. Perkawinan cupang plakat dan halfmoon menghasilkan cupang plakat dengan ekor pendek membundar (setengah lingkaran) dengan sokongan lebih banyak tulang ekor. Berbeda dengan cupang plakat biasa (tradisional) yang hanya disokong oleh dua tulang ekor. Adapun silangan plakat dengan double tail menghasilkan cupang plakat yang memiliki sirip punggung yang tinggi dan lebar.

Oleh sebab keindahannya, cupang plakat simetris hasil perkawinan antara plakat dan double tail dikelompokkan dalam kelas tersendiri oleh International Betta Congress (IBC). Dengan begitu, kelasnya berbeda dengan kelas plakat halfmoon dan plakat biasa.
Selain ketiga jenis plakat tersebut, terdapat satu kelas khusus yaitu kelas plakat raksasa. Pengembangan plakat raksasa ini dilakukan dengan melakukan perkawinan antara plakat dengan cupang alam yang panjang tubuhnya mencapai 10—12 cm.
            Cupang menyukai makanan yang bergerak. Makanan harus tersedia sejak anak cupang menetas. Karena itu kebanyakan peternak mengultur makanan sebelum mereka memijahkan cupangnya. Makanan-makanan yang disukai cupang antara lain paramecium, infusoria, vinegar eel, artemia, kutu air, jentik nyamuk, cacing sutra, cacing darah.
            Cupang termasuk jenis ikan yang tidak memilih-milih makanan, ketika lapar pasti akan memakan apapun yang diberikan. Menurut para hobbis jika semakin tinggi frekuensi pemberian pakan dalam jumlah sedikit dan terkendali lebih baik dibandingkan dengan sekali pemberian, tetapi dalam jumlah banyak. Hal ini menyebabkan cupang kekenyangan dan mengalami sakit lambung. Selain itu sisa makanan yang tidak tercrna dapat mengotori air dengan cepat. Kandungan gizi yang ideal untuk ikan cupang adalah lemak sebesar 8%, serat sebesar 4%, protein sebesar 50%, karbohidrat 30%, mineral, dan vitamin.
            Ikan cupang termasuk hewan yang tidak terlalu susah dalam perawatannya. Untuk aquarium, hanya memerlukan tempat berukuran 15cm x 15cm x 20cm, atau didalam stoples. Penggantian air secara total dapat dilakukan seminggu dua kali, tetapi setiap hari sebaiknya kotoran di-siphon dan air diganti seperempatnya.


Berikut adalah beberapa penyebab penyakit pada ikan cupang:
1.      Penyebab
Cupang sering muncul kepermukaan air dan tampak lemah, bisa disebabkan oleh kekurangan gizi, kekurangan oksigen, ataupunserangan bakteri, seperti Aeromonas sp, Aeromonas salmonicida, flexibacter columnar, pseudomonas flourescene, dan mycobacterium.

Penanggulangan
a.       Peningkatan kualitas gizi dengan cara memberikan pakan yang lebih baik dan seimbang kandungan gizinya.
b.      Penggantian air bila sudah keruh dan kekurangan oksigen.
c.       Pemberian obat Chlorampenikol, streptomycin, atau teramycin

2.      Penyebab
Nafsu makan menurun akibat keasaman atau pH air terlalu tinggi, suhu terlalu dingin dan keracunan.

Penanggulangan
a.       Menurunkan atau menetralkan keasaman air melalui pengendapan dalam tangki selama kurang lebih 3 hari.
b.      Bila keracunan, pindahkan ikan ke air yang bersih. Kuras aquarium.

3.      Penyebab
Perut buncit dan sisik berdiri akibat serangan bakteri pada ginjal menyebabkan perut bengkak dan tidak bisa buang kotoran, sisik ikan pun membuka. Tingkat kematian sangat tinggi.

Penanggulangan
a.       Menjaga kebersihan air dan peralatan
b.      Menyuntikkan antibiotik streptomycin dengan dosis 0,01-0,02 mg/g.

0 komentar:

Posting Komentar