Pages

Jumat, 25 Mei 2012

Pengaruh Air PDAM dan Pakan Alami Terhadap Optimalisasi Morfologi Ikan Cupang (Betta sp.)


BAB II



TINJAUAN PUSTAKA


Semua ciptaan Tuhan Yang Maha Esa di dunia ini, yang hidup bersama dalam suatu lingkungan, pada hakikatnya sepanjang masa saling membutuhkan untuk dapat mempertahankan hidupnya. Namun, yang paling penting adalah sebagian besar membutuhkan bantuan, baik langsung maupun tidak langsung. Semua yang ada dilaut memberikan efek besar dalm kehidupan manusia, dan terlebih utama pada ikan (Rismunandar, 1993).


Ikan hias memberikan suatu hasrat tersendiri bagi para pencintanya demi memuberikan rasa gembira karena melihat sesuatu makhluk hidup yang indah pada permukaan bumi. Gerakan tubuh melecutkan pusaran air menambah bangga sang pemiliki olehnya (Sarinah, 1994).



Sejarah Ikan cupang (Betta Sp.)


Ikan Cupang termasuk ikan yang mempunyai sejarah cukup panjang. Pada tahun 1849 Theodor Cantor menerbitkan sebuah artikel tentang ikan petarung yang kemudian dinamainya dengan Macropodus pugnax. Pada tahun 1909 C. Tate Regan menyadari bahwa pendapat Cantor salah dan sebenarnya pugnax adalah spesies yang sebelumnya memang sudah ada di alam. Regan menamai kembali ikan petarung Cantor dengan nama Betta splendens yang dikenal sampai sekarang.


Ikan Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di Indonesia terdapat cupang asli,salah satunya adalah Betta channoides yang ditemukan di Pampang, Kalimantan Timur.


Menurut sejarah ikan cupang ini, telah dikenal dan dipelihara sebagian masyarakat kita sejak tahun 1960-an. Kala itu harganya masih murah dan pamornya sama dengan ikan hias lain. Variasi sirip dan warna saat itu belumlah semeriah dan seelok seperti sekarang. Begitu juga penggemarnya belum banyak dari kalangan gedongan.


Perubahan terjadi ketika tahun 1970 para importir memasukkan jenis cupang yang baru. Jenis yang masuk ada yang bersirip pendek dan panjang. Sirip pendek akhirnya dikenal sebagai cupang laga (aduan), dan yang bersirip panjang (slayer), sebagai cupang hias.


Kedua macam cupang ini sama-sama agresif, namun yang berjenis panjang, lebih bisa dinikmati karena keindahan ekornya. Mungkin kalau sampai diadu, ekor yang indah itu akan rusak.


Pada pertengahan tahun 1990-an, ikan cupang mulai diperlombakan dan di pamerkan keindahan fisiknya tapi mereka belum memisahkan kategorinya seperti sekarang yang memisahkan bentuk sirip maupun warnanya. semenjak adanya kontes konsep ikan cupang dahulu sebagai ikan aduan atau laga berubah menjadi ikan hias.


Kini ikan cupang bukan hanya untuk diadu, melainkan juga untuk dinikmati keindahannya. Ikan cupang ini juga dipelihara, dikoleksi, dibudidaya dan juga dijual sampai ke luar negeri. Begitulah yang dilakukan oleh para penggemar ikan cupang yang tergabung dalam Komunitas Indo Betta Splendens (INBS)


Maka tak heran, kalau Indonesia merupakan penghasil ikan cupang hias terbesar kedua di dunia, setelah Thailand. Namun kalau cupang alam, Indonesia menjadi penghasil nomor satu didunia. Saat ini kita memiliki sekitar 40 jenis cupang alam yang sudah diteliti.


Kehebatan cupang ini adalah ia memiliki labirin yang membuatnya bisa bertahan hidup di air yang kadar oksigen terlarutnya minim. Maka mereka mampu hidup di rawa-rawa, persawahan dan air dangkal. Hidupnya berkoloni di perairan yang tenang, yang umumnya memiliki pH 6,5-7,2 dan suhu air 24-30 derajat Celsius.


Cupang ekor panjang, menurut catatan, amat dominan sampai 1990-an, sebelum budidaya yang dilakukan hobiis ikan cupang mampu menghasilkan jenis-jenis baru yang lebih cantik dan indah. Cupang hias generasi baru mempunyai ekor yang dihiasi tulang sirip yang menonjol. Bentuknya ada yang seperti duri panjang membentuk seperti sisir atau lazim disebut serit. Ada pula yang menggelembung seperti balon-balon kecil.













Klasifikasi ilmiah



































Kerajaan:




Animalia



Filum:




Chordata



Kelas:




Actinopterygii



Ordo:




Perciformes



Famili:




Osphronemidae



Genus:





Osphronemus



Bleeker, 1850



Spesies:




Betta Sp.






Jenis-jenis ikan cupang (Betta sp.)


Ikan cupang terbagi atas 3 jenis yakni, ikan cupang alam, ikan cupang aduan, dan ikan cupang hias. Berikut penjelasan dari pengelompokan tersebut :





A. Cupang alam (Wild Betta)


Cupang alam adalah spesies asli cupang yang ditemukan diperairan alam bebas. Umumnya cupang alam ditemukan diperairan pedalaman hutan. Sekitar 19-25 tahun yang lalu cupang alam dengan mudah ditemui ditempat dimana ada genangan air, khususnya dipulau kalimantan dan sumatera. seperti selokan, empang dan sawah. namun kini cupang alam hanya dapat ditemui ditempat-tempat tertentu dan komunitasnya semakin terusik seiring perkembangan industri yang modern, yang dimana telah banyak ditemukan pendirian bangunan-banguna pabrik, rumah atau tempat usaha yang akhirnya tertuju ke wilayah dimana cupang alam berkembang. kini cupang alam merupakan cupang yang sangat diburu oleh peternak dan kolektor cupang. karena selain keindahan dan keunikannya, diharapkan juga para peternak menghasilkan cupang jenis baru melalui perkawinan silang dengan cupang hias maupun cupang adu. Berikut contoh ikan cupang alam:


1. cupang sarawak (Betta akarensis)


Ikan cupang ini berasal dari Kalimantan dan beberapa negara di Asia Tenggara . Warna tubuh cupang sarawak kelabu kehijauan. Sementara itu siripnya yang panjang berwarna hijau muda transparan. Panjang tubuh maksimal yang bisa di capai ikan cupang sarawak yaitu 7 cm.



Cupang Alam Betta Akarensis


Betta akarensis atau sering di sebut cupang Sarawak karena juga berasal dari Sarawak, Malaysia. Selain di Negara asalnya, cupang ini juga bisa di temui di beberapa Negara di asia, seperti Indonesia (Kalimantan) Pakistan, India dan korea. Cupang jenis ini umumnya di di perairan bersuhu 14 - 24'C, kesadahan air 3,5 - 10,5 dH,dan pH 5,5 - 6,5. Cupang Sarawak juga termasuk cupang yang berkembang biak dengan cara mouth breeder.


2. Cupang emas (Betta unimaculata)


Cupang emas (Betta unimaculata) adalah ikan cupang yang berasal dari Wilayah Asia Tenggara.Di Indonesia sendiri, cupang bersirip panjang ini dapat ditemui pada sungai-sungai kecil di daerah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Warna tubuh dan sirip cupang emas yaitu kuning kemilau kehijauan. Oleh sebab itu, wajar jika cupang dengan panjang tubuh maksimal yang hampir sama dengan cupang Giant ini (12 cm) juga dinamakan "golden beta" atau cupang emas.



3. Cupang brunay (Betta macrostoma)


Cupang brunay (Betta macrostoma) adalah cupang alam yang berasal dari Kalimantan. Warna tubuh cupang ini kemerahan dengan kombinasi biru atau hijau. Sementara siripnya berwarna hijau tua dengan hiasan guratan merah dan hijau muda di bagian tepinya. Komposisi warna yang begitu indah tersebut membuat cupang dengan panjang tubuh maksimal 12 cm ini layak dijuluki sebagai "brunei beauty".




B. Ikan Cupang Aduan (Betta fighter)


Cupang adu dapat dengan mudah dikenali. Selain memiliki sirip pendek, cupang adu juga memiliki sifat bertarung yang baik dan memiliki sifat pantang menyerah. Hingga umumnya bila cupang adu dipertandingan bisa mencapai lebih dari 3 jam pertarungan. Lain halnya dengan cupang hias ataupun cupang alam yang tidak akan bertahan melebihi dari 2 jam saja bila dipertandingkan. Contoh ikan cupang aduan:




C. Ikan Cupang Hias (Fancy betta)


Cupang hias mudah dikenali melalui keindahan warna yang bervariasi dan siripnya yang panjang. Beberapa tipe cupang hias yang paling banyak digemari adalah cupang hias Halfmoon (HM) yang memiliki sirip ekor lebar dan simetris menyerupai bentuk setengah bulan (180'). Lalu Crowntail (CT) atau yang lebih dikenal bernama Serit yang merupakan hasil tangkaran mutasi genetik dari Indonesia. Adalah Henry yin yang pertama kali memperkenalkan serit kepada dunia internasional yang akhirnya sempat menjadi fenomenal disekitar tahun 1998. Contoh ikan cupang hias:


1. Ikan cupang Halfmoon



Ikan cupang Halfmoon atau setengah bulan adalah ikan cupang yang memiliki sirip dan ekor yang lebar dan simetris menyerupai bentuk bulan setengah.Ikan cupang jenis Halfmoon ini pertama kali dibudidayakan di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada tahun 1982.



2. Ikan Cupang Crowntail


Ikan Cupang Crowntail (ekor Mahkota) adalah ikan cupang yang memiliki sirip dan ekor yang berbentuk seperti sisir,penduduk Indonesia juga sering menyebut jenis ikan cupang ini dengan ikan cupang serit atau terjemahan sisir dalam bahasa Jawa.Ikan cupang jenis ini memang memiliki sirip dan ekor yang yang bergerigi yang menyerupai dengan sisir



3. Ikan Cupang Plakat



Ikan cupang plakat,adalah jenis ikan cupang yang sering dijadikan aduan oleh para penghoby ikan cupang.Ikan cupang ini umumnya memiliki ekor yang lebih pendek jika dibandingkan dengan jenis ikan cupang yang lain. Asal-usul cupang ini berasal dari cupang alam dan cupang aduan. Namun, jenis ini sengaja dikembangkan khusus untuk kontes hias yang terfokus pada keindahan warna dan bentuk sisiknya. Nama plakat sendiri berasal dari bahasa Thai, yaitu "plakad", yang digunakan untuk menyebut cupang aduan. Dalam dunia percupangan, nama plakat digunakan untuk membedakan cupang dengan ekor pendek yang digunakan untuk kontes dan cupang yang digunakan untuk aduan.





Jenis air untuk ikan cupang (Betta sp.)


Ikan cupang adalah ikan yang mampu hidup pada kondisi air dengan kadar rendah sekalipun karena pada insang ikan ini memiliki labirin yang banyak sehingga memungkinkan ia untuk berada pada kondisi air tersebut. Ikan cupang biasanya dipelihara diair pdam bahkan air hujan. Air hujan adalah air yang berasal dari alam.unsur yang terkandung dalam air hujan sangat beragam tergantung dari tempatnya, biasanya air hujan memiliki tingkat keasaman antara 4,0-5,2 bahkan hingga ph 2,0. Sedangkan air pdam adalah air yang disesuaikan dengan kebutuhan manusia sehingga berada dalam tingkat keasaman yang normal.




Jenis Pakan untuk Ikan Cupang (Betta sp.)



Pakan Alami


Pakan alami biasa diberikan dalam keadaan hidup tanpa melalui proses pengolahan terlebih dulu. Pakan alami dapat diperoleh dengan mudah di lingkungan sekitar kita. Cara memperolehnya pun cukup mudah, yaitu menggunakan serokan.


Setidaknya, terdapat empat jenis pakan alami yang biasa diberikan untuk ikan cupang, yaitu jentik nyamuk, kutu air, cacing sutera, dan infusoria. Adapun deskripsi dan teknik pengulturan keempat pakan alami tersebut adalah sebagai berikut.



Jentik nyamuk



Jentik atau larva nyamuk ini biasa disebut pula dengan istilah cuk atau uget-uget (Jawa). Tubuh jentik nyamuk terlihat berulir dan berwarna kelabu kehitaman. Adapun panjang tubuhnya berkisar 10-25 mm. Siklus hidup jentik nyamuk sejak menetas hingga menjadi nyamuk dewasa sekitar 5-6 hari.


Terdapat beberapa jenis jentik nyamuk, tergantung jenis nyamuk induknya. Namun, secara umum jenis jentik nyamuk tersebut dapat dikonsumsi oleh ikan cupang. Jentik berumur 2-3 hari sangat cocok untuk cupang berumur 2-3 bulan. Adapun kandungan nutrisi yang terkandung dalam jentik nyamuk yaitu protein 15,58%; lemak 7,81%; serat 3,46%; dan abu 1,4%.




Kutu air



Kutu air yang biasa diberikan pada ikan cupang yaitu Daphnia sp. Kutu berupa jasad renik ini berukuran 0,2-0,5 mm dan tubuhnya terlihat berwarna kemerahan. Adapun hidupnya mengambang di air dan berkelompok hingga jutaan ekor sehingga permukaan air tampak berwarna kemerahan.


Kutu air sangat baik diberikan pada burayak ikan berumur 7-30 hari. Pemberian secara ad libitum (tersedia dalam jumlah banyak selama beberapa hari) dapat mencegah perkelahian antarcupang yang masih berada dalam kolam. Adapun kandungan nutrisi Daphnia sp. yaitu protein 5%, lemak 5%, dan serat 9%.









Cacing sutera



Cacing sutera (Tubifex) juga dikenal dengan nama cacing rambut. Cacing sutera berukuran 0,5-1 cm dan berwarna merah. Cacing ini hidup bergerombol di dalam lumpur sungai dan mudah dijumpai di tepian sungai kecil yang dangkal dan keruh.


Cacing sutera biasa diberikan pada ikan cupang berumur di atas satu bulan. Pada umur tersebut ikan cupang sangat membutuhkan pakan yang mengandung lemak tinggi. Adapun kandungan nutrisi cacing sutera yaitu protein 48%, lemak 21%, glikogen 7%, lemak asam organik 1%, dan asam nukleat (nucleic acid) 1%.






Pakan Buatan


Pakan buatan adalah pakan yang tidak didapat dari alam melainkan melalui proses pengolahan. Pakan buatan ini biasa diperoleh dari bahan-bahan alami namun sengaja diawetkan agar dapat bertahan lama. Contoh pakan buatan adalah pellets, pakan buatan ini biasanya terbuat dari dedak halus, tepung ikan,bungkil kelapa, tepung jagung, tepung kepala udang, dan minyak ikan. Bentuk pellets biasanya kering, dan hanya mengandung air kurang dari 10%. Kandungan dari pellets yaitu protein 25%, lemak 5%, karbohidrat 18% dan bahan lain termasuk anorganik hingga 100%.



BAB IV



HASIL DAN PEMBAHASAN


Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias yang tidak terlalu sulit untuk dipelihara, karena di alam ikan ini dapat ditemukan pada air yang memiliki kadar yang minim sekalipun contoh rawa. Meskipun demikian untuk mendapatkan warna dan bentuk sirip ekor yang baik, perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Ikan cupang yang baik adalah ikan yang memiliki bentuk ekor sempurna,dikatakan sempurna karena jika dilihat ikan ini tidak memiliki cacat secara fisik baik dari bentuk tubuh terutama bentuk sirip pada ekor. Selain itu ikan cupang yang bagus adalah ikan cupang yang memiliki warna konstan dan tidak pudar, dikatakan konstan karena warna ikan cupang biasanya terdiri atas biru, merah, kuning dll tetapi dari warna-warna tersebut bersifat dominan sehingga dapat menarik perhatian. Untuk dapat menarik perhatian, ikan cupang perlu perawatan yang tergolong mudah, yakni kita dapat memperhatikan faktor-faktor yang disebutkan diatas. Berikut adalah penjelasan dari pengaruh air PDAM dan pakan alami terhadap ikan cupang (Betta sp.).



Pengaruh Air PDAM.


Air merupakan komponen utama yang diperlukan makhluk hidup baik didarat maupun diair itu sendiri. Air memiliki peranan penting guna keberlangsungan makhluk hidup. Ikan cupang (Betta sp.) termasuk jenis ikan air tawar meskipun demikian ikan ini mampu hidup pada air yang memiliki tingkat kadar oksigen rendah sekalipun, contohnya rawa. Ikan cupang seyogyanya hidup pada air yang memiliki tingkat keasaman antara ph 6,5-7,2. Air yang memiliki tingkat ph diatas atau dibawah dari batas yang ditentukan akan mempengaruhi bentuk sirip ekor terhadap ikan cupang. Pada khalayak ramai, ikan cupang sering dipelihara dengan menggunakan air hujan, atau air PDAM. Untuk air PDAM, tingkat zat yang terkandung dari air itu sendiri lebih besar dibanding dengan air hujan karena air PDAM memiliki kadar kaporit yang cukup tinggi, meskipun demikian air ini memiliki tingkat ph yang cocok karena disesuaikan guna konsumsi masyarakat luas. Untuk ketentuan Ph, air PDAM ini memiliki ph 7,00, meskipun kualitas menuju asam atau basa hal ini tidak terlalu signifikan. Untuk mengurangi tingkat keasaman air dapat menggunakan bahan alami seperti daun ketapang yang direndam semalam, sedangkan untuk menaikan ph air dapat dilakukan dengan memasukkan potongan batu kapur kedalam air. Alat yang biasa digunakan untuk mengukur ph air adalah ph meter digital.


Hal yang sering ditemukan pada masyarakat untuk memelihara ikan cupang adalah dengan menggunakan air PDAM. Untuk mengatasi tingkat kaporit yang cukup tinggi, sebaiknya air PDAM ditampung terlebih dahulu selama 2 hingga 3 hari guna mengendapkan kaporit yang ada. Ikan cupang yang bagus dapat dilihat dari bentuk sirip ekornya yang sempurna atau tidak. Tingkat keasaman air yg tidak sesuai dapat merusak jati diri dari ikan cupang itu sendiri karena akan merusak bentuk fisik (sirip ekor) pada ikan cupang.



Pengaruh Pakan Alami.


Ikan cupang tergolong jenis ikan karnivora, karena memakan hewan yang lebih kecil dari ukuran tubuhnya. Pakan yang dapat diberikan pada ikan ini sendiri terbagi menjadi pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami ikan cupang biasanya terdiri dari jentik nyamuk, kutu air, dan cacing sutera, sedangkan pakan buatan pallets.


Ikan cupang senang memakan hewan bergerak diarea yang ia tempati, sehingga ikan ini sangat cocok apabila diberi pakan alami, pakan alami bisa diperoleh dengan mudah. Pakan kutu air bisa diperolah pada genangan parit, akan tetapi pakan ini susah untuk ditemukan dan jarang sekali masyarakat menggunakan pakan ini sebagai pakan ikan cupang karena proses pengambilannya tergolong agak susah. Pakan cacing sutera,sering dijumpai digenangan air berlumpu, layaknya kutu air pakan ini tergolong pakan yang sukar untuk diambil, namun biasanya para pengumpul cacing sutera telah menyiapkan dalam bentuk cacing sutera kering berbentuk kubus. Pakan alami jentik nyamuk, dapat diperoleh pada bak-bak mandi disekitar lingkungan rumah, pakan ini sering digunakan oleh masyarakat karena proses pengambilannya tidak memerlukan media,dan cara yang rumit. Akan tetapi perlu diingat untuk pemberian pakan pada ikan ini harus sesuai dengan ukuran, jangan memberikan pakan berlebih pada ikan cupang karena akan mempengaruhi sistem pencernaan ikan itu sendiri. Sedangkan pallets sebaiknya jangan diberikan sebagai pakan utama pada ikan cupang,karena dikhawatirkan terdapat bahan kimia yang terkandung didalamnya.


Jenis pakan yang disukai ikan cupang berbanding lurus dengan hasil yang didapat pada ikan cupang itu sendiri. Ikan cupang yang diberi pakan alami memiliki tingkat kecerahan warna yang lebih dibanding dengan ikan yang diberi pakan buatan.














BAB V



PENUTUP




5.1 Kesimpulan


Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :


- Pengaruh air PDAM terhadap optimalisasi ikan cupang (Betta sp.) adalah, air PDAM yang diendapkan selama 2-3 hari dapat menjaga kondisi ekor cupang karena mengandung ph yang seseuai dengan ph normal untuk ikan cupang.


- Pengaruh pakan alami terhadap optimalisasi ikan cupang (Betta sp.) adalah, pakan alami dapat menjaga tingkat kecerahan warna pada ikan cupang dengan pemberian pakan teratur agar ikan tidak terkena penyakit dari pakan alami tersebut.






5.2 Saran


Diharapkan ada penulisan lebih jauh mengenai ikan cupang (Betta sp.) guna memberi informasi yang mendalam bagi para pembaca, sehingga dapat bermanfaat dikemudian hari.







DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2012a. cupanghias. http://id.wikipedia.org/wiki/ikancupang. Diakses tanggal 20 maret 2012. Samarinda


Anonim. 2012b. ikancupang. http://www.bettasp.co.id/ikan/hias/p.htm. Diakses tanggal 20 maret 2012. Samarinda


Anonim. 2009. Jenis ikan cupang. http://ikan/betta/aduandanhias/ . Diakses tanggal 20 maret 2012. Samarinda


Denny, Kurnia. 2001. Ikan hias cupang. C.V. Sinar Baru : Bandung


Rismunandar. 2000. Ikan cupang air tawar. C.V. Sinar Baru : Bandung



BAB II



TINJAUAN PUSTAKA


Semua ciptaan Tuhan Yang Maha Esa di dunia ini, yang hidup bersama dalam suatu lingkungan, pada hakikatnya sepanjang masa saling membutuhkan untuk dapat mempertahankan hidupnya. Namun, yang paling penting adalah sebagian besar membutuhkan bantuan, baik langsung maupun tidak langsung. Semua yang ada dilaut memberikan efek besar dalm kehidupan manusia, dan terlebih utama pada ikan (Rismunandar, 1993).


Ikan hias memberikan suatu hasrat tersendiri bagi para pencintanya demi memuberikan rasa gembira karena melihat sesuatu makhluk hidup yang indah pada permukaan bumi. Gerakan tubuh melecutkan pusaran air menambah bangga sang pemiliki olehnya (Sarinah, 1994).



Sejarah Ikan cupang (Betta Sp.)


Ikan Cupang termasuk ikan yang mempunyai sejarah cukup panjang. Pada tahun 1849 Theodor Cantor menerbitkan sebuah artikel tentang ikan petarung yang kemudian dinamainya dengan Macropodus pugnax. Pada tahun 1909 C. Tate Regan menyadari bahwa pendapat Cantor salah dan sebenarnya pugnax adalah spesies yang sebelumnya memang sudah ada di alam. Regan menamai kembali ikan petarung Cantor dengan nama Betta splendens yang dikenal sampai sekarang.


Ikan Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di Indonesia terdapat cupang asli,salah satunya adalah Betta channoides yang ditemukan di Pampang, Kalimantan Timur.


Menurut sejarah ikan cupang ini, telah dikenal dan dipelihara sebagian masyarakat kita sejak tahun 1960-an. Kala itu harganya masih murah dan pamornya sama dengan ikan hias lain. Variasi sirip dan warna saat itu belumlah semeriah dan seelok seperti sekarang. Begitu juga penggemarnya belum banyak dari kalangan gedongan.


Perubahan terjadi ketika tahun 1970 para importir memasukkan jenis cupang yang baru. Jenis yang masuk ada yang bersirip pendek dan panjang. Sirip pendek akhirnya dikenal sebagai cupang laga (aduan), dan yang bersirip panjang (slayer), sebagai cupang hias.


Kedua macam cupang ini sama-sama agresif, namun yang berjenis panjang, lebih bisa dinikmati karena keindahan ekornya. Mungkin kalau sampai diadu, ekor yang indah itu akan rusak.


Pada pertengahan tahun 1990-an, ikan cupang mulai diperlombakan dan di pamerkan keindahan fisiknya tapi mereka belum memisahkan kategorinya seperti sekarang yang memisahkan bentuk sirip maupun warnanya. semenjak adanya kontes konsep ikan cupang dahulu sebagai ikan aduan atau laga berubah menjadi ikan hias.


Kini ikan cupang bukan hanya untuk diadu, melainkan juga untuk dinikmati keindahannya. Ikan cupang ini juga dipelihara, dikoleksi, dibudidaya dan juga dijual sampai ke luar negeri. Begitulah yang dilakukan oleh para penggemar ikan cupang yang tergabung dalam Komunitas Indo Betta Splendens (INBS)


Maka tak heran, kalau Indonesia merupakan penghasil ikan cupang hias terbesar kedua di dunia, setelah Thailand. Namun kalau cupang alam, Indonesia menjadi penghasil nomor satu didunia. Saat ini kita memiliki sekitar 40 jenis cupang alam yang sudah diteliti.


Kehebatan cupang ini adalah ia memiliki labirin yang membuatnya bisa bertahan hidup di air yang kadar oksigen terlarutnya minim. Maka mereka mampu hidup di rawa-rawa, persawahan dan air dangkal. Hidupnya berkoloni di perairan yang tenang, yang umumnya memiliki pH 6,5-7,2 dan suhu air 24-30 derajat Celsius.


Cupang ekor panjang, menurut catatan, amat dominan sampai 1990-an, sebelum budidaya yang dilakukan hobiis ikan cupang mampu menghasilkan jenis-jenis baru yang lebih cantik dan indah. Cupang hias generasi baru mempunyai ekor yang dihiasi tulang sirip yang menonjol. Bentuknya ada yang seperti duri panjang membentuk seperti sisir atau lazim disebut serit. Ada pula yang menggelembung seperti balon-balon kecil.













Klasifikasi ilmiah



































Kerajaan:




Animalia



Filum:




Chordata



Kelas:




Actinopterygii



Ordo:




Perciformes



Famili:




Osphronemidae



Genus:





Osphronemus



Bleeker, 1850



Spesies:




Betta Sp.






Jenis-jenis ikan cupang (Betta sp.)


Ikan cupang terbagi atas 3 jenis yakni, ikan cupang alam, ikan cupang aduan, dan ikan cupang hias. Berikut penjelasan dari pengelompokan tersebut :





A. Cupang alam (Wild Betta)


Cupang alam adalah spesies asli cupang yang ditemukan diperairan alam bebas. Umumnya cupang alam ditemukan diperairan pedalaman hutan. Sekitar 19-25 tahun yang lalu cupang alam dengan mudah ditemui ditempat dimana ada genangan air, khususnya dipulau kalimantan dan sumatera. seperti selokan, empang dan sawah. namun kini cupang alam hanya dapat ditemui ditempat-tempat tertentu dan komunitasnya semakin terusik seiring perkembangan industri yang modern, yang dimana telah banyak ditemukan pendirian bangunan-banguna pabrik, rumah atau tempat usaha yang akhirnya tertuju ke wilayah dimana cupang alam berkembang. kini cupang alam merupakan cupang yang sangat diburu oleh peternak dan kolektor cupang. karena selain keindahan dan keunikannya, diharapkan juga para peternak menghasilkan cupang jenis baru melalui perkawinan silang dengan cupang hias maupun cupang adu. Berikut contoh ikan cupang alam:


1. cupang sarawak (Betta akarensis)


Ikan cupang ini berasal dari Kalimantan dan beberapa negara di Asia Tenggara . Warna tubuh cupang sarawak kelabu kehijauan. Sementara itu siripnya yang panjang berwarna hijau muda transparan. Panjang tubuh maksimal yang bisa di capai ikan cupang sarawak yaitu 7 cm.



Cupang Alam Betta Akarensis


Betta akarensis atau sering di sebut cupang Sarawak karena juga berasal dari Sarawak, Malaysia. Selain di Negara asalnya, cupang ini juga bisa di temui di beberapa Negara di asia, seperti Indonesia (Kalimantan) Pakistan, India dan korea. Cupang jenis ini umumnya di di perairan bersuhu 14 - 24'C, kesadahan air 3,5 - 10,5 dH,dan pH 5,5 - 6,5. Cupang Sarawak juga termasuk cupang yang berkembang biak dengan cara mouth breeder.


2. Cupang emas (Betta unimaculata)


Cupang emas (Betta unimaculata) adalah ikan cupang yang berasal dari Wilayah Asia Tenggara.Di Indonesia sendiri, cupang bersirip panjang ini dapat ditemui pada sungai-sungai kecil di daerah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Warna tubuh dan sirip cupang emas yaitu kuning kemilau kehijauan. Oleh sebab itu, wajar jika cupang dengan panjang tubuh maksimal yang hampir sama dengan cupang Giant ini (12 cm) juga dinamakan "golden beta" atau cupang emas.



3. Cupang brunay (Betta macrostoma)


Cupang brunay (Betta macrostoma) adalah cupang alam yang berasal dari Kalimantan. Warna tubuh cupang ini kemerahan dengan kombinasi biru atau hijau. Sementara siripnya berwarna hijau tua dengan hiasan guratan merah dan hijau muda di bagian tepinya. Komposisi warna yang begitu indah tersebut membuat cupang dengan panjang tubuh maksimal 12 cm ini layak dijuluki sebagai "brunei beauty".




B. Ikan Cupang Aduan (Betta fighter)


Cupang adu dapat dengan mudah dikenali. Selain memiliki sirip pendek, cupang adu juga memiliki sifat bertarung yang baik dan memiliki sifat pantang menyerah. Hingga umumnya bila cupang adu dipertandingan bisa mencapai lebih dari 3 jam pertarungan. Lain halnya dengan cupang hias ataupun cupang alam yang tidak akan bertahan melebihi dari 2 jam saja bila dipertandingkan. Contoh ikan cupang aduan:




C. Ikan Cupang Hias (Fancy betta)


Cupang hias mudah dikenali melalui keindahan warna yang bervariasi dan siripnya yang panjang. Beberapa tipe cupang hias yang paling banyak digemari adalah cupang hias Halfmoon (HM) yang memiliki sirip ekor lebar dan simetris menyerupai bentuk setengah bulan (180'). Lalu Crowntail (CT) atau yang lebih dikenal bernama Serit yang merupakan hasil tangkaran mutasi genetik dari Indonesia. Adalah Henry yin yang pertama kali memperkenalkan serit kepada dunia internasional yang akhirnya sempat menjadi fenomenal disekitar tahun 1998. Contoh ikan cupang hias:


1. Ikan cupang Halfmoon



Ikan cupang Halfmoon atau setengah bulan adalah ikan cupang yang memiliki sirip dan ekor yang lebar dan simetris menyerupai bentuk bulan setengah.Ikan cupang jenis Halfmoon ini pertama kali dibudidayakan di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada tahun 1982.



2. Ikan Cupang Crowntail


Ikan Cupang Crowntail (ekor Mahkota) adalah ikan cupang yang memiliki sirip dan ekor yang berbentuk seperti sisir,penduduk Indonesia juga sering menyebut jenis ikan cupang ini dengan ikan cupang serit atau terjemahan sisir dalam bahasa Jawa.Ikan cupang jenis ini memang memiliki sirip dan ekor yang yang bergerigi yang menyerupai dengan sisir



3. Ikan Cupang Plakat



Ikan cupang plakat,adalah jenis ikan cupang yang sering dijadikan aduan oleh para penghoby ikan cupang.Ikan cupang ini umumnya memiliki ekor yang lebih pendek jika dibandingkan dengan jenis ikan cupang yang lain. Asal-usul cupang ini berasal dari cupang alam dan cupang aduan. Namun, jenis ini sengaja dikembangkan khusus untuk kontes hias yang terfokus pada keindahan warna dan bentuk sisiknya. Nama plakat sendiri berasal dari bahasa Thai, yaitu "plakad", yang digunakan untuk menyebut cupang aduan. Dalam dunia percupangan, nama plakat digunakan untuk membedakan cupang dengan ekor pendek yang digunakan untuk kontes dan cupang yang digunakan untuk aduan.





Jenis air untuk ikan cupang (Betta sp.)


Ikan cupang adalah ikan yang mampu hidup pada kondisi air dengan kadar rendah sekalipun karena pada insang ikan ini memiliki labirin yang banyak sehingga memungkinkan ia untuk berada pada kondisi air tersebut. Ikan cupang biasanya dipelihara diair pdam bahkan air hujan. Air hujan adalah air yang berasal dari alam.unsur yang terkandung dalam air hujan sangat beragam tergantung dari tempatnya, biasanya air hujan memiliki tingkat keasaman antara 4,0-5,2 bahkan hingga ph 2,0. Sedangkan air pdam adalah air yang disesuaikan dengan kebutuhan manusia sehingga berada dalam tingkat keasaman yang normal.




Jenis Pakan untuk Ikan Cupang (Betta sp.)



Pakan Alami


Pakan alami biasa diberikan dalam keadaan hidup tanpa melalui proses pengolahan terlebih dulu. Pakan alami dapat diperoleh dengan mudah di lingkungan sekitar kita. Cara memperolehnya pun cukup mudah, yaitu menggunakan serokan.


Setidaknya, terdapat empat jenis pakan alami yang biasa diberikan untuk ikan cupang, yaitu jentik nyamuk, kutu air, cacing sutera, dan infusoria. Adapun deskripsi dan teknik pengulturan keempat pakan alami tersebut adalah sebagai berikut.



Jentik nyamuk



Jentik atau larva nyamuk ini biasa disebut pula dengan istilah cuk atau uget-uget (Jawa). Tubuh jentik nyamuk terlihat berulir dan berwarna kelabu kehitaman. Adapun panjang tubuhnya berkisar 10-25 mm. Siklus hidup jentik nyamuk sejak menetas hingga menjadi nyamuk dewasa sekitar 5-6 hari.


Terdapat beberapa jenis jentik nyamuk, tergantung jenis nyamuk induknya. Namun, secara umum jenis jentik nyamuk tersebut dapat dikonsumsi oleh ikan cupang. Jentik berumur 2-3 hari sangat cocok untuk cupang berumur 2-3 bulan. Adapun kandungan nutrisi yang terkandung dalam jentik nyamuk yaitu protein 15,58%; lemak 7,81%; serat 3,46%; dan abu 1,4%.




Kutu air



Kutu air yang biasa diberikan pada ikan cupang yaitu Daphnia sp. Kutu berupa jasad renik ini berukuran 0,2-0,5 mm dan tubuhnya terlihat berwarna kemerahan. Adapun hidupnya mengambang di air dan berkelompok hingga jutaan ekor sehingga permukaan air tampak berwarna kemerahan.


Kutu air sangat baik diberikan pada burayak ikan berumur 7-30 hari. Pemberian secara ad libitum (tersedia dalam jumlah banyak selama beberapa hari) dapat mencegah perkelahian antarcupang yang masih berada dalam kolam. Adapun kandungan nutrisi Daphnia sp. yaitu protein 5%, lemak 5%, dan serat 9%.









Cacing sutera



Cacing sutera (Tubifex) juga dikenal dengan nama cacing rambut. Cacing sutera berukuran 0,5-1 cm dan berwarna merah. Cacing ini hidup bergerombol di dalam lumpur sungai dan mudah dijumpai di tepian sungai kecil yang dangkal dan keruh.


Cacing sutera biasa diberikan pada ikan cupang berumur di atas satu bulan. Pada umur tersebut ikan cupang sangat membutuhkan pakan yang mengandung lemak tinggi. Adapun kandungan nutrisi cacing sutera yaitu protein 48%, lemak 21%, glikogen 7%, lemak asam organik 1%, dan asam nukleat (nucleic acid) 1%.






Pakan Buatan


Pakan buatan adalah pakan yang tidak didapat dari alam melainkan melalui proses pengolahan. Pakan buatan ini biasa diperoleh dari bahan-bahan alami namun sengaja diawetkan agar dapat bertahan lama. Contoh pakan buatan adalah pellets, pakan buatan ini biasanya terbuat dari dedak halus, tepung ikan,bungkil kelapa, tepung jagung, tepung kepala udang, dan minyak ikan. Bentuk pellets biasanya kering, dan hanya mengandung air kurang dari 10%. Kandungan dari pellets yaitu protein 25%, lemak 5%, karbohidrat 18% dan bahan lain termasuk anorganik hingga 100%.



BAB IV



HASIL DAN PEMBAHASAN


Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias yang tidak terlalu sulit untuk dipelihara, karena di alam ikan ini dapat ditemukan pada air yang memiliki kadar yang minim sekalipun contoh rawa. Meskipun demikian untuk mendapatkan warna dan bentuk sirip ekor yang baik, perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Ikan cupang yang baik adalah ikan yang memiliki bentuk ekor sempurna,dikatakan sempurna karena jika dilihat ikan ini tidak memiliki cacat secara fisik baik dari bentuk tubuh terutama bentuk sirip pada ekor. Selain itu ikan cupang yang bagus adalah ikan cupang yang memiliki warna konstan dan tidak pudar, dikatakan konstan karena warna ikan cupang biasanya terdiri atas biru, merah, kuning dll tetapi dari warna-warna tersebut bersifat dominan sehingga dapat menarik perhatian. Untuk dapat menarik perhatian, ikan cupang perlu perawatan yang tergolong mudah, yakni kita dapat memperhatikan faktor-faktor yang disebutkan diatas. Berikut adalah penjelasan dari pengaruh air PDAM dan pakan alami terhadap ikan cupang (Betta sp.).



Pengaruh Air PDAM.


Air merupakan komponen utama yang diperlukan makhluk hidup baik didarat maupun diair itu sendiri. Air memiliki peranan penting guna keberlangsungan makhluk hidup. Ikan cupang (Betta sp.) termasuk jenis ikan air tawar meskipun demikian ikan ini mampu hidup pada air yang memiliki tingkat kadar oksigen rendah sekalipun, contohnya rawa. Ikan cupang seyogyanya hidup pada air yang memiliki tingkat keasaman antara ph 6,5-7,2. Air yang memiliki tingkat ph diatas atau dibawah dari batas yang ditentukan akan mempengaruhi bentuk sirip ekor terhadap ikan cupang. Pada khalayak ramai, ikan cupang sering dipelihara dengan menggunakan air hujan, atau air PDAM. Untuk air PDAM, tingkat zat yang terkandung dari air itu sendiri lebih besar dibanding dengan air hujan karena air PDAM memiliki kadar kaporit yang cukup tinggi, meskipun demikian air ini memiliki tingkat ph yang cocok karena disesuaikan guna konsumsi masyarakat luas. Untuk ketentuan Ph, air PDAM ini memiliki ph 7,00, meskipun kualitas menuju asam atau basa hal ini tidak terlalu signifikan. Untuk mengurangi tingkat keasaman air dapat menggunakan bahan alami seperti daun ketapang yang direndam semalam, sedangkan untuk menaikan ph air dapat dilakukan dengan memasukkan potongan batu kapur kedalam air. Alat yang biasa digunakan untuk mengukur ph air adalah ph meter digital.


Hal yang sering ditemukan pada masyarakat untuk memelihara ikan cupang adalah dengan menggunakan air PDAM. Untuk mengatasi tingkat kaporit yang cukup tinggi, sebaiknya air PDAM ditampung terlebih dahulu selama 2 hingga 3 hari guna mengendapkan kaporit yang ada. Ikan cupang yang bagus dapat dilihat dari bentuk sirip ekornya yang sempurna atau tidak. Tingkat keasaman air yg tidak sesuai dapat merusak jati diri dari ikan cupang itu sendiri karena akan merusak bentuk fisik (sirip ekor) pada ikan cupang.



Pengaruh Pakan Alami.


Ikan cupang tergolong jenis ikan karnivora, karena memakan hewan yang lebih kecil dari ukuran tubuhnya. Pakan yang dapat diberikan pada ikan ini sendiri terbagi menjadi pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami ikan cupang biasanya terdiri dari jentik nyamuk, kutu air, dan cacing sutera, sedangkan pakan buatan pallets.


Ikan cupang senang memakan hewan bergerak diarea yang ia tempati, sehingga ikan ini sangat cocok apabila diberi pakan alami, pakan alami bisa diperoleh dengan mudah. Pakan kutu air bisa diperolah pada genangan parit, akan tetapi pakan ini susah untuk ditemukan dan jarang sekali masyarakat menggunakan pakan ini sebagai pakan ikan cupang karena proses pengambilannya tergolong agak susah. Pakan cacing sutera,sering dijumpai digenangan air berlumpu, layaknya kutu air pakan ini tergolong pakan yang sukar untuk diambil, namun biasanya para pengumpul cacing sutera telah menyiapkan dalam bentuk cacing sutera kering berbentuk kubus. Pakan alami jentik nyamuk, dapat diperoleh pada bak-bak mandi disekitar lingkungan rumah, pakan ini sering digunakan oleh masyarakat karena proses pengambilannya tidak memerlukan media,dan cara yang rumit. Akan tetapi perlu diingat untuk pemberian pakan pada ikan ini harus sesuai dengan ukuran, jangan memberikan pakan berlebih pada ikan cupang karena akan mempengaruhi sistem pencernaan ikan itu sendiri. Sedangkan pallets sebaiknya jangan diberikan sebagai pakan utama pada ikan cupang,karena dikhawatirkan terdapat bahan kimia yang terkandung didalamnya.


Jenis pakan yang disukai ikan cupang berbanding lurus dengan hasil yang didapat pada ikan cupang itu sendiri. Ikan cupang yang diberi pakan alami memiliki tingkat kecerahan warna yang lebih dibanding dengan ikan yang diberi pakan buatan.














BAB V



PENUTUP




5.1 Kesimpulan


Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :


- Pengaruh air PDAM terhadap optimalisasi ikan cupang (Betta sp.) adalah, air PDAM yang diendapkan selama 2-3 hari dapat menjaga kondisi ekor cupang karena mengandung ph yang seseuai dengan ph normal untuk ikan cupang.


- Pengaruh pakan alami terhadap optimalisasi ikan cupang (Betta sp.) adalah, pakan alami dapat menjaga tingkat kecerahan warna pada ikan cupang dengan pemberian pakan teratur agar ikan tidak terkena penyakit dari pakan alami tersebut.






5.2 Saran


Diharapkan ada penulisan lebih jauh mengenai ikan cupang (Betta sp.) guna memberi informasi yang mendalam bagi para pembaca, sehingga dapat bermanfaat dikemudian hari.







DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2012a. cupanghias. http://id.wikipedia.org/wiki/ikancupang. Diakses tanggal 20 maret 2012. Samarinda


Anonim. 2012b. ikancupang. http://www.bettasp.co.id/ikan/hias/p.htm. Diakses tanggal 20 maret 2012. Samarinda


Anonim. 2009. Jenis ikan cupang. http://ikan/betta/aduandanhias/ . Diakses tanggal 20 maret 2012. Samarinda


Denny, Kurnia. 2001. Ikan hias cupang. C.V. Sinar Baru : Bandung


Rismunandar. 2000. Ikan cupang air tawar. C.V. Sinar Baru : Bandung

0 komentar:

Posting Komentar