Pages

Senin, 04 Juni 2012

LKS Pertumbuhan dan Perkembangan

ACARA I

Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Kacang Hijau

(Phaseolus radiatus)

A. Tujuan

1. Agar siswa dapat membedakan pertumbuhan dan perkembangan pada Kacang Hijau

2. Agar siswa dapat mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau

3. Agar siswa dapat mengetahui cara menanam kacang hijau pada intensitas cahaya yang tepat

B. Dasar Teori

Pertumbuhan adalah perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman yang bersifat tidak dapat balik (Irreversible). Bertambah besar ataupun bertambah berat tanaman atau bagian tanaman akibat adanya penambahan unsur-unsur struktural yang baru. Peningkatan ukuran tanaman yang tidak akan kembali sebagai akibat pembelahan dan pembesaran sel. Misalnya, dalam ukuran sel, jaringan, organ perkembangan.

Diferensiasi adalah Suatu situasi dimana sel-sel meristematik berkembang menjadi dua atau lebih macam sel/jaringan/organ tanaman yang secara kualitatif berbeda satu dengan yang lainnya. Merupakan proses hidup yang menyangkut transformasi sel tertentu ke sel-sel yang lain menurut spesialisasinya (baik spesialisasi dalam hal proses biokimia, fisiologi, maupun struktural). Misalnya, pembentukan jaringan xylem dan phloem

Morfogenesis merupakan Proses hidup yang menyangkut interaksi pertumbuhan dan diferensiasi oleh beberapa sel yang memacu terbentuknya organ. Misalnya, pembentukan daun, buah,batang bunga akar,batang, bunga. Sel meristematik adalah sel muda yang masih aktif membelah. Jaringan meristematik adalah suatu jaringan yang sel-selnya masih aktif membelah

Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu :

1. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang. Embrio memiliki 3 bagian penting :

a. Tunas embrionik (calon batang dan daun)
b. Akar embrionik (calon akar)
c. Kotiledon (cadangan makanan)

2. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan. Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium vasic atau kambium intravaskuler. Fungsinya adalah membentuk xilem dan floem primer. Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium intervasis. Kambium intervasis dan intravasis membentuk lingkaran tahun berbentuk konsentris. Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit berfungsi sebagai pelindung. Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara pembentukan xilem dan floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit. Ke dalam membentuk feloderm (sel-sel hidup). Ke luar membentuk felem (sel-sel mati).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman :

• Suhu / Temperatur Lingkungan
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22°C-37°C. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti.

• Kelembaban Udara
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.

• Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar matahari dapat menghambat proses pertumbuhan.

• Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang.

C. Alat dan Bahan

· Alat :

1. 3 buah gelas plastik

2. Kapas

3. Mistar / Penggaris

4. Alat Tulis

· Bahan :

1. 6 biji Kacang Hijau

2. Air

D. Prosedur Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan. Yaitu mengisi 3 buah gelas plastik dengan kapas dan membasahinya dengan air.

2. Menanam 2 biji kacang hijau dalam masing-masing gelas plastik.

3. Meletakkan gelas plastik A di tempat terang, gelas plastik B di tempat teduh, dan gelas plastik C di tempat gelap. Menyiram biji setiap hari selama 8 hari.

4. Mengukur panjang batang (tinggi kecambah) masing-masing tanaman setiap hari selama 8 hari dan mencatat hasilnya dalam tabel hasil pengamatan.

5. Membuat Kesimpulan

E. Hasil Kegiatan

Pertumbuhan kacang hijau (cm)

 

Gelas A

Gelas B

Gelas C

Hari 1

1,67

1,43

1,77

Hari 2

2,14

2,32

2,97

Hari 3

2,65

2,93

3,74

Hari 4

3,02

3,65

5,01

Hari 5

3,77

4,85

6,76

Hari 6

4,89

5,98

8,98

Hari 7

6,01

7,21

10,44

Hari 8

7,62

8,54

12,02

Pembahasan

Cahaya merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi proses perkecambahan pada tumbuhan. Setiap tumbuhan membutuhkan intensitas cahaya yang berbeda-beda.

Pada penelitian ini, praktikan menggunakan kacang hijau untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap proses perkecambahan kacang hijau. Ternyata pada penilitian yang dilakukan praktikan ini cocok dengan apa yang teori telah jelaskan bahwa tanaman (kacang hijau) yang diletakkan di tempat yang gelap akan tumbuh lebih panjang/tinggi daripada tanaman (kacang hijau) yang diletakkan di tempat yang terang.

Dari rincian-rincian tersebut menunjukkan bahwa tanaman kacang hijau akan tumbuh lebih tinggi jika diletakkan di tempat yang gelap daripada diletakkan di tempat yang terang. Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang terang tumbuh lebih pendek karena umumnya cahaya dapat menguraikan auksin (hormon pertumbuhan). Peristiwa ini terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Dan sebaliknya, tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang gelap akan tumbuh lebih tinggi karena terjadi peristiwa pertumbuhan yang cepat di tempat gelap yang disebut etiolasi. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang.

Tetapi, pertumbuhan meninggi yang baik tidak menjamin kualitas tumbuhan itu juga baik. Buktinya, yang seperti praktikan amati, bahwa tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang gelap, meski tumbuhnya lebih tinggi, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning. Sebaliknya, tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang terang, meskipun tumbuhnya lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.

Kesimpulan

1. Pertumbuhan merupakan proses kenaikan volume yang irreversible (tidak kembali keasal) contoh tinggi batang, sedangkan pendewasaan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan yang lebis sempurna contoh ukuran (diameter) daun.

2. Kacang hijau yang tumbuh di daerah gelap akan lebih optimal dan cepat karena peristiwa etiolasi dan tidak terurainya hormon auksin, sehingga akan terus memacu pertumbuhan batang kacang hijau. Meskipun tanaman kacang hijau ini tumbuh lebih tinggi, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning.

3. Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat terang akan tumbuh lebih pendek karena hormon auksin ini akan terurai karena terkena cahaya dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Meskipun tanaman kacang hijau ini tumbuh lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, jagur, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.

Jumat, 25 Mei 2012

Awali Pagi,,!!

Selamat Pagi..!!


pemimpin.jpg


Untuk memulai aktivitas pagi ini mari kita budayakan menulis sesuatu yang bermanfaat. mengapa harus menulis, suatu ketika kita membiasakan diri untuk menulis, maka stimulus diotak kita akan bekerja secara maksimal untuk dapat menangkap hal-hal yang berhubungan dengan kata dan tulisan. Meskipun hanya tulisan kecil, akan memberikan efek positif bila kita rutin melakukannya. mengapa selama ini orang indonesia banyak yang males-malesan untuk beraktivitas pada pagi hari, ini menjadi suatu momok yang sulit untuk dihindari bagi sekalangan khalayak ramai karena sudah menjadi kebiasaan tradisi yang tidak sepatutnya dilakukan karena akan memberikan suatu proses pembelajaran bagi generasi penerus.


sebagai bahan motivasi, 70% masyarakat di belahan bumi bagian barat banyak menghabiskan waktu pagi mereka sekitar 15 menit untuk membaca informasi baik melalui koran maupun berita online melalui ponsel. ingat, banyak membaca berita dan bukan menonton berita..!!


Untuk menjadi cerdas maka mari kita budayakan untuk membaca dan menulis dipagi hari,..!!


Akhir kata,, Semangat Pagi Blogger..!!! Luffy.jpg

Pengaruh Air PDAM dan Pakan Alami Terhadap Optimalisasi Morfologi Ikan Cupang (Betta sp.)


BAB II



TINJAUAN PUSTAKA


Semua ciptaan Tuhan Yang Maha Esa di dunia ini, yang hidup bersama dalam suatu lingkungan, pada hakikatnya sepanjang masa saling membutuhkan untuk dapat mempertahankan hidupnya. Namun, yang paling penting adalah sebagian besar membutuhkan bantuan, baik langsung maupun tidak langsung. Semua yang ada dilaut memberikan efek besar dalm kehidupan manusia, dan terlebih utama pada ikan (Rismunandar, 1993).


Ikan hias memberikan suatu hasrat tersendiri bagi para pencintanya demi memuberikan rasa gembira karena melihat sesuatu makhluk hidup yang indah pada permukaan bumi. Gerakan tubuh melecutkan pusaran air menambah bangga sang pemiliki olehnya (Sarinah, 1994).



Sejarah Ikan cupang (Betta Sp.)


Ikan Cupang termasuk ikan yang mempunyai sejarah cukup panjang. Pada tahun 1849 Theodor Cantor menerbitkan sebuah artikel tentang ikan petarung yang kemudian dinamainya dengan Macropodus pugnax. Pada tahun 1909 C. Tate Regan menyadari bahwa pendapat Cantor salah dan sebenarnya pugnax adalah spesies yang sebelumnya memang sudah ada di alam. Regan menamai kembali ikan petarung Cantor dengan nama Betta splendens yang dikenal sampai sekarang.


Ikan Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di Indonesia terdapat cupang asli,salah satunya adalah Betta channoides yang ditemukan di Pampang, Kalimantan Timur.


Menurut sejarah ikan cupang ini, telah dikenal dan dipelihara sebagian masyarakat kita sejak tahun 1960-an. Kala itu harganya masih murah dan pamornya sama dengan ikan hias lain. Variasi sirip dan warna saat itu belumlah semeriah dan seelok seperti sekarang. Begitu juga penggemarnya belum banyak dari kalangan gedongan.


Perubahan terjadi ketika tahun 1970 para importir memasukkan jenis cupang yang baru. Jenis yang masuk ada yang bersirip pendek dan panjang. Sirip pendek akhirnya dikenal sebagai cupang laga (aduan), dan yang bersirip panjang (slayer), sebagai cupang hias.


Kedua macam cupang ini sama-sama agresif, namun yang berjenis panjang, lebih bisa dinikmati karena keindahan ekornya. Mungkin kalau sampai diadu, ekor yang indah itu akan rusak.


Pada pertengahan tahun 1990-an, ikan cupang mulai diperlombakan dan di pamerkan keindahan fisiknya tapi mereka belum memisahkan kategorinya seperti sekarang yang memisahkan bentuk sirip maupun warnanya. semenjak adanya kontes konsep ikan cupang dahulu sebagai ikan aduan atau laga berubah menjadi ikan hias.


Kini ikan cupang bukan hanya untuk diadu, melainkan juga untuk dinikmati keindahannya. Ikan cupang ini juga dipelihara, dikoleksi, dibudidaya dan juga dijual sampai ke luar negeri. Begitulah yang dilakukan oleh para penggemar ikan cupang yang tergabung dalam Komunitas Indo Betta Splendens (INBS)


Maka tak heran, kalau Indonesia merupakan penghasil ikan cupang hias terbesar kedua di dunia, setelah Thailand. Namun kalau cupang alam, Indonesia menjadi penghasil nomor satu didunia. Saat ini kita memiliki sekitar 40 jenis cupang alam yang sudah diteliti.


Kehebatan cupang ini adalah ia memiliki labirin yang membuatnya bisa bertahan hidup di air yang kadar oksigen terlarutnya minim. Maka mereka mampu hidup di rawa-rawa, persawahan dan air dangkal. Hidupnya berkoloni di perairan yang tenang, yang umumnya memiliki pH 6,5-7,2 dan suhu air 24-30 derajat Celsius.


Cupang ekor panjang, menurut catatan, amat dominan sampai 1990-an, sebelum budidaya yang dilakukan hobiis ikan cupang mampu menghasilkan jenis-jenis baru yang lebih cantik dan indah. Cupang hias generasi baru mempunyai ekor yang dihiasi tulang sirip yang menonjol. Bentuknya ada yang seperti duri panjang membentuk seperti sisir atau lazim disebut serit. Ada pula yang menggelembung seperti balon-balon kecil.













Klasifikasi ilmiah



































Kerajaan:




Animalia



Filum:




Chordata



Kelas:




Actinopterygii



Ordo:




Perciformes



Famili:




Osphronemidae



Genus:





Osphronemus



Bleeker, 1850



Spesies:




Betta Sp.






Jenis-jenis ikan cupang (Betta sp.)


Ikan cupang terbagi atas 3 jenis yakni, ikan cupang alam, ikan cupang aduan, dan ikan cupang hias. Berikut penjelasan dari pengelompokan tersebut :





A. Cupang alam (Wild Betta)


Cupang alam adalah spesies asli cupang yang ditemukan diperairan alam bebas. Umumnya cupang alam ditemukan diperairan pedalaman hutan. Sekitar 19-25 tahun yang lalu cupang alam dengan mudah ditemui ditempat dimana ada genangan air, khususnya dipulau kalimantan dan sumatera. seperti selokan, empang dan sawah. namun kini cupang alam hanya dapat ditemui ditempat-tempat tertentu dan komunitasnya semakin terusik seiring perkembangan industri yang modern, yang dimana telah banyak ditemukan pendirian bangunan-banguna pabrik, rumah atau tempat usaha yang akhirnya tertuju ke wilayah dimana cupang alam berkembang. kini cupang alam merupakan cupang yang sangat diburu oleh peternak dan kolektor cupang. karena selain keindahan dan keunikannya, diharapkan juga para peternak menghasilkan cupang jenis baru melalui perkawinan silang dengan cupang hias maupun cupang adu. Berikut contoh ikan cupang alam:


1. cupang sarawak (Betta akarensis)


Ikan cupang ini berasal dari Kalimantan dan beberapa negara di Asia Tenggara . Warna tubuh cupang sarawak kelabu kehijauan. Sementara itu siripnya yang panjang berwarna hijau muda transparan. Panjang tubuh maksimal yang bisa di capai ikan cupang sarawak yaitu 7 cm.



Cupang Alam Betta Akarensis


Betta akarensis atau sering di sebut cupang Sarawak karena juga berasal dari Sarawak, Malaysia. Selain di Negara asalnya, cupang ini juga bisa di temui di beberapa Negara di asia, seperti Indonesia (Kalimantan) Pakistan, India dan korea. Cupang jenis ini umumnya di di perairan bersuhu 14 - 24'C, kesadahan air 3,5 - 10,5 dH,dan pH 5,5 - 6,5. Cupang Sarawak juga termasuk cupang yang berkembang biak dengan cara mouth breeder.


2. Cupang emas (Betta unimaculata)


Cupang emas (Betta unimaculata) adalah ikan cupang yang berasal dari Wilayah Asia Tenggara.Di Indonesia sendiri, cupang bersirip panjang ini dapat ditemui pada sungai-sungai kecil di daerah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Warna tubuh dan sirip cupang emas yaitu kuning kemilau kehijauan. Oleh sebab itu, wajar jika cupang dengan panjang tubuh maksimal yang hampir sama dengan cupang Giant ini (12 cm) juga dinamakan "golden beta" atau cupang emas.



3. Cupang brunay (Betta macrostoma)


Cupang brunay (Betta macrostoma) adalah cupang alam yang berasal dari Kalimantan. Warna tubuh cupang ini kemerahan dengan kombinasi biru atau hijau. Sementara siripnya berwarna hijau tua dengan hiasan guratan merah dan hijau muda di bagian tepinya. Komposisi warna yang begitu indah tersebut membuat cupang dengan panjang tubuh maksimal 12 cm ini layak dijuluki sebagai "brunei beauty".




B. Ikan Cupang Aduan (Betta fighter)


Cupang adu dapat dengan mudah dikenali. Selain memiliki sirip pendek, cupang adu juga memiliki sifat bertarung yang baik dan memiliki sifat pantang menyerah. Hingga umumnya bila cupang adu dipertandingan bisa mencapai lebih dari 3 jam pertarungan. Lain halnya dengan cupang hias ataupun cupang alam yang tidak akan bertahan melebihi dari 2 jam saja bila dipertandingkan. Contoh ikan cupang aduan:




C. Ikan Cupang Hias (Fancy betta)


Cupang hias mudah dikenali melalui keindahan warna yang bervariasi dan siripnya yang panjang. Beberapa tipe cupang hias yang paling banyak digemari adalah cupang hias Halfmoon (HM) yang memiliki sirip ekor lebar dan simetris menyerupai bentuk setengah bulan (180'). Lalu Crowntail (CT) atau yang lebih dikenal bernama Serit yang merupakan hasil tangkaran mutasi genetik dari Indonesia. Adalah Henry yin yang pertama kali memperkenalkan serit kepada dunia internasional yang akhirnya sempat menjadi fenomenal disekitar tahun 1998. Contoh ikan cupang hias:


1. Ikan cupang Halfmoon



Ikan cupang Halfmoon atau setengah bulan adalah ikan cupang yang memiliki sirip dan ekor yang lebar dan simetris menyerupai bentuk bulan setengah.Ikan cupang jenis Halfmoon ini pertama kali dibudidayakan di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada tahun 1982.



2. Ikan Cupang Crowntail


Ikan Cupang Crowntail (ekor Mahkota) adalah ikan cupang yang memiliki sirip dan ekor yang berbentuk seperti sisir,penduduk Indonesia juga sering menyebut jenis ikan cupang ini dengan ikan cupang serit atau terjemahan sisir dalam bahasa Jawa.Ikan cupang jenis ini memang memiliki sirip dan ekor yang yang bergerigi yang menyerupai dengan sisir



3. Ikan Cupang Plakat



Ikan cupang plakat,adalah jenis ikan cupang yang sering dijadikan aduan oleh para penghoby ikan cupang.Ikan cupang ini umumnya memiliki ekor yang lebih pendek jika dibandingkan dengan jenis ikan cupang yang lain. Asal-usul cupang ini berasal dari cupang alam dan cupang aduan. Namun, jenis ini sengaja dikembangkan khusus untuk kontes hias yang terfokus pada keindahan warna dan bentuk sisiknya. Nama plakat sendiri berasal dari bahasa Thai, yaitu "plakad", yang digunakan untuk menyebut cupang aduan. Dalam dunia percupangan, nama plakat digunakan untuk membedakan cupang dengan ekor pendek yang digunakan untuk kontes dan cupang yang digunakan untuk aduan.





Jenis air untuk ikan cupang (Betta sp.)


Ikan cupang adalah ikan yang mampu hidup pada kondisi air dengan kadar rendah sekalipun karena pada insang ikan ini memiliki labirin yang banyak sehingga memungkinkan ia untuk berada pada kondisi air tersebut. Ikan cupang biasanya dipelihara diair pdam bahkan air hujan. Air hujan adalah air yang berasal dari alam.unsur yang terkandung dalam air hujan sangat beragam tergantung dari tempatnya, biasanya air hujan memiliki tingkat keasaman antara 4,0-5,2 bahkan hingga ph 2,0. Sedangkan air pdam adalah air yang disesuaikan dengan kebutuhan manusia sehingga berada dalam tingkat keasaman yang normal.




Jenis Pakan untuk Ikan Cupang (Betta sp.)



Pakan Alami


Pakan alami biasa diberikan dalam keadaan hidup tanpa melalui proses pengolahan terlebih dulu. Pakan alami dapat diperoleh dengan mudah di lingkungan sekitar kita. Cara memperolehnya pun cukup mudah, yaitu menggunakan serokan.


Setidaknya, terdapat empat jenis pakan alami yang biasa diberikan untuk ikan cupang, yaitu jentik nyamuk, kutu air, cacing sutera, dan infusoria. Adapun deskripsi dan teknik pengulturan keempat pakan alami tersebut adalah sebagai berikut.



Jentik nyamuk



Jentik atau larva nyamuk ini biasa disebut pula dengan istilah cuk atau uget-uget (Jawa). Tubuh jentik nyamuk terlihat berulir dan berwarna kelabu kehitaman. Adapun panjang tubuhnya berkisar 10-25 mm. Siklus hidup jentik nyamuk sejak menetas hingga menjadi nyamuk dewasa sekitar 5-6 hari.


Terdapat beberapa jenis jentik nyamuk, tergantung jenis nyamuk induknya. Namun, secara umum jenis jentik nyamuk tersebut dapat dikonsumsi oleh ikan cupang. Jentik berumur 2-3 hari sangat cocok untuk cupang berumur 2-3 bulan. Adapun kandungan nutrisi yang terkandung dalam jentik nyamuk yaitu protein 15,58%; lemak 7,81%; serat 3,46%; dan abu 1,4%.




Kutu air



Kutu air yang biasa diberikan pada ikan cupang yaitu Daphnia sp. Kutu berupa jasad renik ini berukuran 0,2-0,5 mm dan tubuhnya terlihat berwarna kemerahan. Adapun hidupnya mengambang di air dan berkelompok hingga jutaan ekor sehingga permukaan air tampak berwarna kemerahan.


Kutu air sangat baik diberikan pada burayak ikan berumur 7-30 hari. Pemberian secara ad libitum (tersedia dalam jumlah banyak selama beberapa hari) dapat mencegah perkelahian antarcupang yang masih berada dalam kolam. Adapun kandungan nutrisi Daphnia sp. yaitu protein 5%, lemak 5%, dan serat 9%.









Cacing sutera



Cacing sutera (Tubifex) juga dikenal dengan nama cacing rambut. Cacing sutera berukuran 0,5-1 cm dan berwarna merah. Cacing ini hidup bergerombol di dalam lumpur sungai dan mudah dijumpai di tepian sungai kecil yang dangkal dan keruh.


Cacing sutera biasa diberikan pada ikan cupang berumur di atas satu bulan. Pada umur tersebut ikan cupang sangat membutuhkan pakan yang mengandung lemak tinggi. Adapun kandungan nutrisi cacing sutera yaitu protein 48%, lemak 21%, glikogen 7%, lemak asam organik 1%, dan asam nukleat (nucleic acid) 1%.






Pakan Buatan


Pakan buatan adalah pakan yang tidak didapat dari alam melainkan melalui proses pengolahan. Pakan buatan ini biasa diperoleh dari bahan-bahan alami namun sengaja diawetkan agar dapat bertahan lama. Contoh pakan buatan adalah pellets, pakan buatan ini biasanya terbuat dari dedak halus, tepung ikan,bungkil kelapa, tepung jagung, tepung kepala udang, dan minyak ikan. Bentuk pellets biasanya kering, dan hanya mengandung air kurang dari 10%. Kandungan dari pellets yaitu protein 25%, lemak 5%, karbohidrat 18% dan bahan lain termasuk anorganik hingga 100%.



BAB IV



HASIL DAN PEMBAHASAN


Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias yang tidak terlalu sulit untuk dipelihara, karena di alam ikan ini dapat ditemukan pada air yang memiliki kadar yang minim sekalipun contoh rawa. Meskipun demikian untuk mendapatkan warna dan bentuk sirip ekor yang baik, perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Ikan cupang yang baik adalah ikan yang memiliki bentuk ekor sempurna,dikatakan sempurna karena jika dilihat ikan ini tidak memiliki cacat secara fisik baik dari bentuk tubuh terutama bentuk sirip pada ekor. Selain itu ikan cupang yang bagus adalah ikan cupang yang memiliki warna konstan dan tidak pudar, dikatakan konstan karena warna ikan cupang biasanya terdiri atas biru, merah, kuning dll tetapi dari warna-warna tersebut bersifat dominan sehingga dapat menarik perhatian. Untuk dapat menarik perhatian, ikan cupang perlu perawatan yang tergolong mudah, yakni kita dapat memperhatikan faktor-faktor yang disebutkan diatas. Berikut adalah penjelasan dari pengaruh air PDAM dan pakan alami terhadap ikan cupang (Betta sp.).



Pengaruh Air PDAM.


Air merupakan komponen utama yang diperlukan makhluk hidup baik didarat maupun diair itu sendiri. Air memiliki peranan penting guna keberlangsungan makhluk hidup. Ikan cupang (Betta sp.) termasuk jenis ikan air tawar meskipun demikian ikan ini mampu hidup pada air yang memiliki tingkat kadar oksigen rendah sekalipun, contohnya rawa. Ikan cupang seyogyanya hidup pada air yang memiliki tingkat keasaman antara ph 6,5-7,2. Air yang memiliki tingkat ph diatas atau dibawah dari batas yang ditentukan akan mempengaruhi bentuk sirip ekor terhadap ikan cupang. Pada khalayak ramai, ikan cupang sering dipelihara dengan menggunakan air hujan, atau air PDAM. Untuk air PDAM, tingkat zat yang terkandung dari air itu sendiri lebih besar dibanding dengan air hujan karena air PDAM memiliki kadar kaporit yang cukup tinggi, meskipun demikian air ini memiliki tingkat ph yang cocok karena disesuaikan guna konsumsi masyarakat luas. Untuk ketentuan Ph, air PDAM ini memiliki ph 7,00, meskipun kualitas menuju asam atau basa hal ini tidak terlalu signifikan. Untuk mengurangi tingkat keasaman air dapat menggunakan bahan alami seperti daun ketapang yang direndam semalam, sedangkan untuk menaikan ph air dapat dilakukan dengan memasukkan potongan batu kapur kedalam air. Alat yang biasa digunakan untuk mengukur ph air adalah ph meter digital.


Hal yang sering ditemukan pada masyarakat untuk memelihara ikan cupang adalah dengan menggunakan air PDAM. Untuk mengatasi tingkat kaporit yang cukup tinggi, sebaiknya air PDAM ditampung terlebih dahulu selama 2 hingga 3 hari guna mengendapkan kaporit yang ada. Ikan cupang yang bagus dapat dilihat dari bentuk sirip ekornya yang sempurna atau tidak. Tingkat keasaman air yg tidak sesuai dapat merusak jati diri dari ikan cupang itu sendiri karena akan merusak bentuk fisik (sirip ekor) pada ikan cupang.



Pengaruh Pakan Alami.


Ikan cupang tergolong jenis ikan karnivora, karena memakan hewan yang lebih kecil dari ukuran tubuhnya. Pakan yang dapat diberikan pada ikan ini sendiri terbagi menjadi pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami ikan cupang biasanya terdiri dari jentik nyamuk, kutu air, dan cacing sutera, sedangkan pakan buatan pallets.


Ikan cupang senang memakan hewan bergerak diarea yang ia tempati, sehingga ikan ini sangat cocok apabila diberi pakan alami, pakan alami bisa diperoleh dengan mudah. Pakan kutu air bisa diperolah pada genangan parit, akan tetapi pakan ini susah untuk ditemukan dan jarang sekali masyarakat menggunakan pakan ini sebagai pakan ikan cupang karena proses pengambilannya tergolong agak susah. Pakan cacing sutera,sering dijumpai digenangan air berlumpu, layaknya kutu air pakan ini tergolong pakan yang sukar untuk diambil, namun biasanya para pengumpul cacing sutera telah menyiapkan dalam bentuk cacing sutera kering berbentuk kubus. Pakan alami jentik nyamuk, dapat diperoleh pada bak-bak mandi disekitar lingkungan rumah, pakan ini sering digunakan oleh masyarakat karena proses pengambilannya tidak memerlukan media,dan cara yang rumit. Akan tetapi perlu diingat untuk pemberian pakan pada ikan ini harus sesuai dengan ukuran, jangan memberikan pakan berlebih pada ikan cupang karena akan mempengaruhi sistem pencernaan ikan itu sendiri. Sedangkan pallets sebaiknya jangan diberikan sebagai pakan utama pada ikan cupang,karena dikhawatirkan terdapat bahan kimia yang terkandung didalamnya.


Jenis pakan yang disukai ikan cupang berbanding lurus dengan hasil yang didapat pada ikan cupang itu sendiri. Ikan cupang yang diberi pakan alami memiliki tingkat kecerahan warna yang lebih dibanding dengan ikan yang diberi pakan buatan.














BAB V



PENUTUP




5.1 Kesimpulan


Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :


- Pengaruh air PDAM terhadap optimalisasi ikan cupang (Betta sp.) adalah, air PDAM yang diendapkan selama 2-3 hari dapat menjaga kondisi ekor cupang karena mengandung ph yang seseuai dengan ph normal untuk ikan cupang.


- Pengaruh pakan alami terhadap optimalisasi ikan cupang (Betta sp.) adalah, pakan alami dapat menjaga tingkat kecerahan warna pada ikan cupang dengan pemberian pakan teratur agar ikan tidak terkena penyakit dari pakan alami tersebut.






5.2 Saran


Diharapkan ada penulisan lebih jauh mengenai ikan cupang (Betta sp.) guna memberi informasi yang mendalam bagi para pembaca, sehingga dapat bermanfaat dikemudian hari.







DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2012a. cupanghias. http://id.wikipedia.org/wiki/ikancupang. Diakses tanggal 20 maret 2012. Samarinda


Anonim. 2012b. ikancupang. http://www.bettasp.co.id/ikan/hias/p.htm. Diakses tanggal 20 maret 2012. Samarinda


Anonim. 2009. Jenis ikan cupang. http://ikan/betta/aduandanhias/ . Diakses tanggal 20 maret 2012. Samarinda


Denny, Kurnia. 2001. Ikan hias cupang. C.V. Sinar Baru : Bandung


Rismunandar. 2000. Ikan cupang air tawar. C.V. Sinar Baru : Bandung



BAB II



TINJAUAN PUSTAKA


Semua ciptaan Tuhan Yang Maha Esa di dunia ini, yang hidup bersama dalam suatu lingkungan, pada hakikatnya sepanjang masa saling membutuhkan untuk dapat mempertahankan hidupnya. Namun, yang paling penting adalah sebagian besar membutuhkan bantuan, baik langsung maupun tidak langsung. Semua yang ada dilaut memberikan efek besar dalm kehidupan manusia, dan terlebih utama pada ikan (Rismunandar, 1993).


Ikan hias memberikan suatu hasrat tersendiri bagi para pencintanya demi memuberikan rasa gembira karena melihat sesuatu makhluk hidup yang indah pada permukaan bumi. Gerakan tubuh melecutkan pusaran air menambah bangga sang pemiliki olehnya (Sarinah, 1994).



Sejarah Ikan cupang (Betta Sp.)


Ikan Cupang termasuk ikan yang mempunyai sejarah cukup panjang. Pada tahun 1849 Theodor Cantor menerbitkan sebuah artikel tentang ikan petarung yang kemudian dinamainya dengan Macropodus pugnax. Pada tahun 1909 C. Tate Regan menyadari bahwa pendapat Cantor salah dan sebenarnya pugnax adalah spesies yang sebelumnya memang sudah ada di alam. Regan menamai kembali ikan petarung Cantor dengan nama Betta splendens yang dikenal sampai sekarang.


Ikan Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di Indonesia terdapat cupang asli,salah satunya adalah Betta channoides yang ditemukan di Pampang, Kalimantan Timur.


Menurut sejarah ikan cupang ini, telah dikenal dan dipelihara sebagian masyarakat kita sejak tahun 1960-an. Kala itu harganya masih murah dan pamornya sama dengan ikan hias lain. Variasi sirip dan warna saat itu belumlah semeriah dan seelok seperti sekarang. Begitu juga penggemarnya belum banyak dari kalangan gedongan.


Perubahan terjadi ketika tahun 1970 para importir memasukkan jenis cupang yang baru. Jenis yang masuk ada yang bersirip pendek dan panjang. Sirip pendek akhirnya dikenal sebagai cupang laga (aduan), dan yang bersirip panjang (slayer), sebagai cupang hias.


Kedua macam cupang ini sama-sama agresif, namun yang berjenis panjang, lebih bisa dinikmati karena keindahan ekornya. Mungkin kalau sampai diadu, ekor yang indah itu akan rusak.


Pada pertengahan tahun 1990-an, ikan cupang mulai diperlombakan dan di pamerkan keindahan fisiknya tapi mereka belum memisahkan kategorinya seperti sekarang yang memisahkan bentuk sirip maupun warnanya. semenjak adanya kontes konsep ikan cupang dahulu sebagai ikan aduan atau laga berubah menjadi ikan hias.


Kini ikan cupang bukan hanya untuk diadu, melainkan juga untuk dinikmati keindahannya. Ikan cupang ini juga dipelihara, dikoleksi, dibudidaya dan juga dijual sampai ke luar negeri. Begitulah yang dilakukan oleh para penggemar ikan cupang yang tergabung dalam Komunitas Indo Betta Splendens (INBS)


Maka tak heran, kalau Indonesia merupakan penghasil ikan cupang hias terbesar kedua di dunia, setelah Thailand. Namun kalau cupang alam, Indonesia menjadi penghasil nomor satu didunia. Saat ini kita memiliki sekitar 40 jenis cupang alam yang sudah diteliti.


Kehebatan cupang ini adalah ia memiliki labirin yang membuatnya bisa bertahan hidup di air yang kadar oksigen terlarutnya minim. Maka mereka mampu hidup di rawa-rawa, persawahan dan air dangkal. Hidupnya berkoloni di perairan yang tenang, yang umumnya memiliki pH 6,5-7,2 dan suhu air 24-30 derajat Celsius.


Cupang ekor panjang, menurut catatan, amat dominan sampai 1990-an, sebelum budidaya yang dilakukan hobiis ikan cupang mampu menghasilkan jenis-jenis baru yang lebih cantik dan indah. Cupang hias generasi baru mempunyai ekor yang dihiasi tulang sirip yang menonjol. Bentuknya ada yang seperti duri panjang membentuk seperti sisir atau lazim disebut serit. Ada pula yang menggelembung seperti balon-balon kecil.













Klasifikasi ilmiah



































Kerajaan:




Animalia



Filum:




Chordata



Kelas:




Actinopterygii



Ordo:




Perciformes



Famili:




Osphronemidae



Genus:





Osphronemus



Bleeker, 1850



Spesies:




Betta Sp.






Jenis-jenis ikan cupang (Betta sp.)


Ikan cupang terbagi atas 3 jenis yakni, ikan cupang alam, ikan cupang aduan, dan ikan cupang hias. Berikut penjelasan dari pengelompokan tersebut :





A. Cupang alam (Wild Betta)


Cupang alam adalah spesies asli cupang yang ditemukan diperairan alam bebas. Umumnya cupang alam ditemukan diperairan pedalaman hutan. Sekitar 19-25 tahun yang lalu cupang alam dengan mudah ditemui ditempat dimana ada genangan air, khususnya dipulau kalimantan dan sumatera. seperti selokan, empang dan sawah. namun kini cupang alam hanya dapat ditemui ditempat-tempat tertentu dan komunitasnya semakin terusik seiring perkembangan industri yang modern, yang dimana telah banyak ditemukan pendirian bangunan-banguna pabrik, rumah atau tempat usaha yang akhirnya tertuju ke wilayah dimana cupang alam berkembang. kini cupang alam merupakan cupang yang sangat diburu oleh peternak dan kolektor cupang. karena selain keindahan dan keunikannya, diharapkan juga para peternak menghasilkan cupang jenis baru melalui perkawinan silang dengan cupang hias maupun cupang adu. Berikut contoh ikan cupang alam:


1. cupang sarawak (Betta akarensis)


Ikan cupang ini berasal dari Kalimantan dan beberapa negara di Asia Tenggara . Warna tubuh cupang sarawak kelabu kehijauan. Sementara itu siripnya yang panjang berwarna hijau muda transparan. Panjang tubuh maksimal yang bisa di capai ikan cupang sarawak yaitu 7 cm.



Cupang Alam Betta Akarensis


Betta akarensis atau sering di sebut cupang Sarawak karena juga berasal dari Sarawak, Malaysia. Selain di Negara asalnya, cupang ini juga bisa di temui di beberapa Negara di asia, seperti Indonesia (Kalimantan) Pakistan, India dan korea. Cupang jenis ini umumnya di di perairan bersuhu 14 - 24'C, kesadahan air 3,5 - 10,5 dH,dan pH 5,5 - 6,5. Cupang Sarawak juga termasuk cupang yang berkembang biak dengan cara mouth breeder.


2. Cupang emas (Betta unimaculata)


Cupang emas (Betta unimaculata) adalah ikan cupang yang berasal dari Wilayah Asia Tenggara.Di Indonesia sendiri, cupang bersirip panjang ini dapat ditemui pada sungai-sungai kecil di daerah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Warna tubuh dan sirip cupang emas yaitu kuning kemilau kehijauan. Oleh sebab itu, wajar jika cupang dengan panjang tubuh maksimal yang hampir sama dengan cupang Giant ini (12 cm) juga dinamakan "golden beta" atau cupang emas.



3. Cupang brunay (Betta macrostoma)


Cupang brunay (Betta macrostoma) adalah cupang alam yang berasal dari Kalimantan. Warna tubuh cupang ini kemerahan dengan kombinasi biru atau hijau. Sementara siripnya berwarna hijau tua dengan hiasan guratan merah dan hijau muda di bagian tepinya. Komposisi warna yang begitu indah tersebut membuat cupang dengan panjang tubuh maksimal 12 cm ini layak dijuluki sebagai "brunei beauty".




B. Ikan Cupang Aduan (Betta fighter)


Cupang adu dapat dengan mudah dikenali. Selain memiliki sirip pendek, cupang adu juga memiliki sifat bertarung yang baik dan memiliki sifat pantang menyerah. Hingga umumnya bila cupang adu dipertandingan bisa mencapai lebih dari 3 jam pertarungan. Lain halnya dengan cupang hias ataupun cupang alam yang tidak akan bertahan melebihi dari 2 jam saja bila dipertandingkan. Contoh ikan cupang aduan:




C. Ikan Cupang Hias (Fancy betta)


Cupang hias mudah dikenali melalui keindahan warna yang bervariasi dan siripnya yang panjang. Beberapa tipe cupang hias yang paling banyak digemari adalah cupang hias Halfmoon (HM) yang memiliki sirip ekor lebar dan simetris menyerupai bentuk setengah bulan (180'). Lalu Crowntail (CT) atau yang lebih dikenal bernama Serit yang merupakan hasil tangkaran mutasi genetik dari Indonesia. Adalah Henry yin yang pertama kali memperkenalkan serit kepada dunia internasional yang akhirnya sempat menjadi fenomenal disekitar tahun 1998. Contoh ikan cupang hias:


1. Ikan cupang Halfmoon



Ikan cupang Halfmoon atau setengah bulan adalah ikan cupang yang memiliki sirip dan ekor yang lebar dan simetris menyerupai bentuk bulan setengah.Ikan cupang jenis Halfmoon ini pertama kali dibudidayakan di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada tahun 1982.



2. Ikan Cupang Crowntail


Ikan Cupang Crowntail (ekor Mahkota) adalah ikan cupang yang memiliki sirip dan ekor yang berbentuk seperti sisir,penduduk Indonesia juga sering menyebut jenis ikan cupang ini dengan ikan cupang serit atau terjemahan sisir dalam bahasa Jawa.Ikan cupang jenis ini memang memiliki sirip dan ekor yang yang bergerigi yang menyerupai dengan sisir



3. Ikan Cupang Plakat



Ikan cupang plakat,adalah jenis ikan cupang yang sering dijadikan aduan oleh para penghoby ikan cupang.Ikan cupang ini umumnya memiliki ekor yang lebih pendek jika dibandingkan dengan jenis ikan cupang yang lain. Asal-usul cupang ini berasal dari cupang alam dan cupang aduan. Namun, jenis ini sengaja dikembangkan khusus untuk kontes hias yang terfokus pada keindahan warna dan bentuk sisiknya. Nama plakat sendiri berasal dari bahasa Thai, yaitu "plakad", yang digunakan untuk menyebut cupang aduan. Dalam dunia percupangan, nama plakat digunakan untuk membedakan cupang dengan ekor pendek yang digunakan untuk kontes dan cupang yang digunakan untuk aduan.





Jenis air untuk ikan cupang (Betta sp.)


Ikan cupang adalah ikan yang mampu hidup pada kondisi air dengan kadar rendah sekalipun karena pada insang ikan ini memiliki labirin yang banyak sehingga memungkinkan ia untuk berada pada kondisi air tersebut. Ikan cupang biasanya dipelihara diair pdam bahkan air hujan. Air hujan adalah air yang berasal dari alam.unsur yang terkandung dalam air hujan sangat beragam tergantung dari tempatnya, biasanya air hujan memiliki tingkat keasaman antara 4,0-5,2 bahkan hingga ph 2,0. Sedangkan air pdam adalah air yang disesuaikan dengan kebutuhan manusia sehingga berada dalam tingkat keasaman yang normal.




Jenis Pakan untuk Ikan Cupang (Betta sp.)



Pakan Alami


Pakan alami biasa diberikan dalam keadaan hidup tanpa melalui proses pengolahan terlebih dulu. Pakan alami dapat diperoleh dengan mudah di lingkungan sekitar kita. Cara memperolehnya pun cukup mudah, yaitu menggunakan serokan.


Setidaknya, terdapat empat jenis pakan alami yang biasa diberikan untuk ikan cupang, yaitu jentik nyamuk, kutu air, cacing sutera, dan infusoria. Adapun deskripsi dan teknik pengulturan keempat pakan alami tersebut adalah sebagai berikut.



Jentik nyamuk



Jentik atau larva nyamuk ini biasa disebut pula dengan istilah cuk atau uget-uget (Jawa). Tubuh jentik nyamuk terlihat berulir dan berwarna kelabu kehitaman. Adapun panjang tubuhnya berkisar 10-25 mm. Siklus hidup jentik nyamuk sejak menetas hingga menjadi nyamuk dewasa sekitar 5-6 hari.


Terdapat beberapa jenis jentik nyamuk, tergantung jenis nyamuk induknya. Namun, secara umum jenis jentik nyamuk tersebut dapat dikonsumsi oleh ikan cupang. Jentik berumur 2-3 hari sangat cocok untuk cupang berumur 2-3 bulan. Adapun kandungan nutrisi yang terkandung dalam jentik nyamuk yaitu protein 15,58%; lemak 7,81%; serat 3,46%; dan abu 1,4%.




Kutu air



Kutu air yang biasa diberikan pada ikan cupang yaitu Daphnia sp. Kutu berupa jasad renik ini berukuran 0,2-0,5 mm dan tubuhnya terlihat berwarna kemerahan. Adapun hidupnya mengambang di air dan berkelompok hingga jutaan ekor sehingga permukaan air tampak berwarna kemerahan.


Kutu air sangat baik diberikan pada burayak ikan berumur 7-30 hari. Pemberian secara ad libitum (tersedia dalam jumlah banyak selama beberapa hari) dapat mencegah perkelahian antarcupang yang masih berada dalam kolam. Adapun kandungan nutrisi Daphnia sp. yaitu protein 5%, lemak 5%, dan serat 9%.









Cacing sutera



Cacing sutera (Tubifex) juga dikenal dengan nama cacing rambut. Cacing sutera berukuran 0,5-1 cm dan berwarna merah. Cacing ini hidup bergerombol di dalam lumpur sungai dan mudah dijumpai di tepian sungai kecil yang dangkal dan keruh.


Cacing sutera biasa diberikan pada ikan cupang berumur di atas satu bulan. Pada umur tersebut ikan cupang sangat membutuhkan pakan yang mengandung lemak tinggi. Adapun kandungan nutrisi cacing sutera yaitu protein 48%, lemak 21%, glikogen 7%, lemak asam organik 1%, dan asam nukleat (nucleic acid) 1%.






Pakan Buatan


Pakan buatan adalah pakan yang tidak didapat dari alam melainkan melalui proses pengolahan. Pakan buatan ini biasa diperoleh dari bahan-bahan alami namun sengaja diawetkan agar dapat bertahan lama. Contoh pakan buatan adalah pellets, pakan buatan ini biasanya terbuat dari dedak halus, tepung ikan,bungkil kelapa, tepung jagung, tepung kepala udang, dan minyak ikan. Bentuk pellets biasanya kering, dan hanya mengandung air kurang dari 10%. Kandungan dari pellets yaitu protein 25%, lemak 5%, karbohidrat 18% dan bahan lain termasuk anorganik hingga 100%.



BAB IV



HASIL DAN PEMBAHASAN


Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias yang tidak terlalu sulit untuk dipelihara, karena di alam ikan ini dapat ditemukan pada air yang memiliki kadar yang minim sekalipun contoh rawa. Meskipun demikian untuk mendapatkan warna dan bentuk sirip ekor yang baik, perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Ikan cupang yang baik adalah ikan yang memiliki bentuk ekor sempurna,dikatakan sempurna karena jika dilihat ikan ini tidak memiliki cacat secara fisik baik dari bentuk tubuh terutama bentuk sirip pada ekor. Selain itu ikan cupang yang bagus adalah ikan cupang yang memiliki warna konstan dan tidak pudar, dikatakan konstan karena warna ikan cupang biasanya terdiri atas biru, merah, kuning dll tetapi dari warna-warna tersebut bersifat dominan sehingga dapat menarik perhatian. Untuk dapat menarik perhatian, ikan cupang perlu perawatan yang tergolong mudah, yakni kita dapat memperhatikan faktor-faktor yang disebutkan diatas. Berikut adalah penjelasan dari pengaruh air PDAM dan pakan alami terhadap ikan cupang (Betta sp.).



Pengaruh Air PDAM.


Air merupakan komponen utama yang diperlukan makhluk hidup baik didarat maupun diair itu sendiri. Air memiliki peranan penting guna keberlangsungan makhluk hidup. Ikan cupang (Betta sp.) termasuk jenis ikan air tawar meskipun demikian ikan ini mampu hidup pada air yang memiliki tingkat kadar oksigen rendah sekalipun, contohnya rawa. Ikan cupang seyogyanya hidup pada air yang memiliki tingkat keasaman antara ph 6,5-7,2. Air yang memiliki tingkat ph diatas atau dibawah dari batas yang ditentukan akan mempengaruhi bentuk sirip ekor terhadap ikan cupang. Pada khalayak ramai, ikan cupang sering dipelihara dengan menggunakan air hujan, atau air PDAM. Untuk air PDAM, tingkat zat yang terkandung dari air itu sendiri lebih besar dibanding dengan air hujan karena air PDAM memiliki kadar kaporit yang cukup tinggi, meskipun demikian air ini memiliki tingkat ph yang cocok karena disesuaikan guna konsumsi masyarakat luas. Untuk ketentuan Ph, air PDAM ini memiliki ph 7,00, meskipun kualitas menuju asam atau basa hal ini tidak terlalu signifikan. Untuk mengurangi tingkat keasaman air dapat menggunakan bahan alami seperti daun ketapang yang direndam semalam, sedangkan untuk menaikan ph air dapat dilakukan dengan memasukkan potongan batu kapur kedalam air. Alat yang biasa digunakan untuk mengukur ph air adalah ph meter digital.


Hal yang sering ditemukan pada masyarakat untuk memelihara ikan cupang adalah dengan menggunakan air PDAM. Untuk mengatasi tingkat kaporit yang cukup tinggi, sebaiknya air PDAM ditampung terlebih dahulu selama 2 hingga 3 hari guna mengendapkan kaporit yang ada. Ikan cupang yang bagus dapat dilihat dari bentuk sirip ekornya yang sempurna atau tidak. Tingkat keasaman air yg tidak sesuai dapat merusak jati diri dari ikan cupang itu sendiri karena akan merusak bentuk fisik (sirip ekor) pada ikan cupang.



Pengaruh Pakan Alami.


Ikan cupang tergolong jenis ikan karnivora, karena memakan hewan yang lebih kecil dari ukuran tubuhnya. Pakan yang dapat diberikan pada ikan ini sendiri terbagi menjadi pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami ikan cupang biasanya terdiri dari jentik nyamuk, kutu air, dan cacing sutera, sedangkan pakan buatan pallets.


Ikan cupang senang memakan hewan bergerak diarea yang ia tempati, sehingga ikan ini sangat cocok apabila diberi pakan alami, pakan alami bisa diperoleh dengan mudah. Pakan kutu air bisa diperolah pada genangan parit, akan tetapi pakan ini susah untuk ditemukan dan jarang sekali masyarakat menggunakan pakan ini sebagai pakan ikan cupang karena proses pengambilannya tergolong agak susah. Pakan cacing sutera,sering dijumpai digenangan air berlumpu, layaknya kutu air pakan ini tergolong pakan yang sukar untuk diambil, namun biasanya para pengumpul cacing sutera telah menyiapkan dalam bentuk cacing sutera kering berbentuk kubus. Pakan alami jentik nyamuk, dapat diperoleh pada bak-bak mandi disekitar lingkungan rumah, pakan ini sering digunakan oleh masyarakat karena proses pengambilannya tidak memerlukan media,dan cara yang rumit. Akan tetapi perlu diingat untuk pemberian pakan pada ikan ini harus sesuai dengan ukuran, jangan memberikan pakan berlebih pada ikan cupang karena akan mempengaruhi sistem pencernaan ikan itu sendiri. Sedangkan pallets sebaiknya jangan diberikan sebagai pakan utama pada ikan cupang,karena dikhawatirkan terdapat bahan kimia yang terkandung didalamnya.


Jenis pakan yang disukai ikan cupang berbanding lurus dengan hasil yang didapat pada ikan cupang itu sendiri. Ikan cupang yang diberi pakan alami memiliki tingkat kecerahan warna yang lebih dibanding dengan ikan yang diberi pakan buatan.














BAB V



PENUTUP




5.1 Kesimpulan


Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :


- Pengaruh air PDAM terhadap optimalisasi ikan cupang (Betta sp.) adalah, air PDAM yang diendapkan selama 2-3 hari dapat menjaga kondisi ekor cupang karena mengandung ph yang seseuai dengan ph normal untuk ikan cupang.


- Pengaruh pakan alami terhadap optimalisasi ikan cupang (Betta sp.) adalah, pakan alami dapat menjaga tingkat kecerahan warna pada ikan cupang dengan pemberian pakan teratur agar ikan tidak terkena penyakit dari pakan alami tersebut.






5.2 Saran


Diharapkan ada penulisan lebih jauh mengenai ikan cupang (Betta sp.) guna memberi informasi yang mendalam bagi para pembaca, sehingga dapat bermanfaat dikemudian hari.







DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2012a. cupanghias. http://id.wikipedia.org/wiki/ikancupang. Diakses tanggal 20 maret 2012. Samarinda


Anonim. 2012b. ikancupang. http://www.bettasp.co.id/ikan/hias/p.htm. Diakses tanggal 20 maret 2012. Samarinda


Anonim. 2009. Jenis ikan cupang. http://ikan/betta/aduandanhias/ . Diakses tanggal 20 maret 2012. Samarinda


Denny, Kurnia. 2001. Ikan hias cupang. C.V. Sinar Baru : Bandung


Rismunandar. 2000. Ikan cupang air tawar. C.V. Sinar Baru : Bandung

Sebuah Pertanyaan Blog


ide.gif


Terima kasih telah sudi menyempatkan diri pada blog saya. ini adalah tulisan pertama saya dengan blog pertama juga yang sempat vakum dalam beberapa bulan silam (ngeri). suatu ketika saya menjumpai seorang teman yang giat memberitakan untuk kita memanfaatkan sebuah "blog" untuk memberikan pembelajaran kepada kita tentang manfaat menulis (kurang lebih seperti itu).


Hal ini memberikan saya minat untuk memulai kembali aktivitas saya untuk ngeblog, dengan bermodalkan tekad dan kerja keras (berusaha minta bantuan teman tersebut agar bagusin blog saya yang seperti kandang sapi, hingga ia menyarankan saya untuk membuat blog ulang. Namun emang ga bisa bikin sama ga ngerti, jadi tetep ini ajalah blog saya) saya memulai dari "Sebuah Pertanyaan Blog" mengapa saya menulis hal tersebut, karena saya masih belum mendapat pencerahan atas manfaat sebuah blog dan pada kesempatan kali ini saya tidak akan banyak menulis terlebih dahulu karena saya masih ingin mencari apa manfaat dari sebuah blog.? tulisan apa yang patut untuk dipublish diblog.? dan bagaimana cara mengatur blog itu sendiri.?


mungkin dari teman-teman yang bisa membantu menjawab pertanyaan saya dapat memberi comment yang mampu membuyarkan kebingungan saya itu sendiri, terima kasih. :)

Rabu, 22 Februari 2012

Salamander

1. PENGERTIAN SALAMANDER
Salamander adalah hewan vertebrata yang hidup di air dan di darat (Amphibi) yang tergolong ke dalam kelas amphibi yang berekor dan berkaki (Caudata/Urodela).
Salamander termasuk hewan karnivor, makanannya berupa invertebrata kecil, seperti serangga, siput, keong kecil, maupun cacing.
Para peneliti Kanada telah berhasil menemukan Frogmander (berasal dari kata Frog dan Salamander), fosil yang berusia 290 juta tahun.
Sekarang di seluruh dunia terdapat sekitar 700 spesies salamander yang banyak ditemukan di bumi belahan Utara dan hanya di Indonesia yang tidak ditemukan Salamander sedangkan Kosta Rika disebut-sebut sebagai Surga para Salamander.
Pada Januari 2008, di temukan tiga spesies baru salamander yang di temukan di Taman Nasiaonal La Amistad (di perbatasan antara Kosta Rika dan Panama). Ketiga spesies itu berukuran kerdil yaitu sekitar 2.8 cm dan 8 cm, sedangkan salamander terbesar di dunia merupakan asli dari Cina yang panjangnya mencapai 165cm dengan berat bisa mencapai kurang lebih 65 kg, di namakan salamander Raksasa Cina atau adrias Davidianus.

2. PERKEMBANG BIAKAN SALAMANDER
Salamander berkembang biak secara internal, di mana umumnya jantan menghasilkan sel sperma yang mengandung spermatofor yang nantinya akan di tampung oleh hewan betina di dalam kloaka. Kloaka salamander merupakan muara dari saluran urine, genital, dan pencernaan (urogenital). Setelah sel telur betina dibuahi, sel sperma akan terbentuk menjadi telur. Telur tersebut diletakkan di air atau di darat. Karena salamander, seperti semua amfibi, bertelur di air, telur mereka tidak memiliki shell pelindung seperti, misalnya, telur ayam. Hal ini membuat telur salamander rentan terhadap polutan kimia, radiasi ultraviolet, dan faktor lain yang mengganggu pembelahan sel pada tahap awal embrio. Akibatnya, embrio tidak dapat berkembang dengan baik, dan itu akan mati.
Gambar: Telur salamander dua berjajar utara (Eurycea bislineata). Salamander telur tidak memiliki cangkang keras untuk melindungi mereka dari polutan kimia atau radiasi ultraviolet. Gambar courtesy of Robin Jung.

Bahkan ketika menetas telur, salamander tetap peka terhadap lingkungan mereka. Salamander, seperti semua amfibi, memiliki kulit permeabel; gas dan air cukup memasuki atau meninggalkan tubuh melalui kulit ini. Ini kulit permeabel, bagaimanapun, memberikan sedikit perlindungan atau tidak dari racun dalam tanah atau di dalam air. Dengan air dan gas yang masuk melalui kulit, salamander juga mengambil dalam racun. Dengan cara ini, amfibi adalah spons lingkungan, menyerap bahan kimia dan racun dari air atau udara di sekitar mereka.
Gambar: Larva dari dua berlapis utara salamander (Eurycea bislineata). Permeabel melalui kulit mereka, salamander menyerap bahan kimia yang berada dalam air. Gambar courtesy of Robin Jung.


3. JENIS – JENIS SALAMANDER
Berdasarkan informasi yang diketahui di sini akan di jelaskan lima jenis salamander, antara lain :
a. Salamander Raksasa Cina (Andrias Davidianus)



Salamander Raksasa Cina (Andrias davidianus) adalah salamander terbesar di dunia yang panjangnya dapat mencapai hingga 165 cm dan merupakan spesies asli dari Cina.
Salamander ini memiliki kepala besar, mata kecil dan kulit yang gelap dan berkerut-kerut. Spesies ini hidup di aliran air dingin di pegunungan dan suka hidup di gua. Ia menyangga hidupnya dengan memakan serangga, kodok dan ikan. Fungsi mata pada salamander raksasa ini tidak terlalu baik, sehingga ia bergantung pada nodus sensoris khusus yang terletak pada dahinya untuk mendeteksi setiap pergerakan yang ada.

b. Salamander punggung merah (Plethodon Cinereus)



Salamander punggung merah (Plethodon cinereus) adalah salamander hutan kecil. Hewan ini mendiami lereng berhutan di Amerika Utara sisi timur; yaitu ke barat hingga Missouri; selatan hingga Carolina Utara; dan utara dari Quebec bagian selatan dan Provinsi Maritimes di Kanada hingga Minnesota.
Hewan ini juga dikenal sebagai Salamander punggung merah utara untuk membedakannya dari Salamander punggung merah selatan (P. serratus). Salamander punggung merah ditemukan banyak ditemukan dalam dua variasi.

c. Southern Torrent Salamander (Rhyacotriton Variegatus)



Torrent Selatan Salamander (Rhyacotriton variegatus) adalah spesies salamander di keluarga Rhyacotritonidae. Ini adalah endemik untuk Pacific Northwest Amerika Serikat. Yang Dewasa berukuran 1,5 - 2,4 inci (4,0-6,2 cm) dari moncong sampai ekor. Habitat alamnya adalah hutan subtropis, sungai, dan sumber air tawar.

d. Mole Salamander (Genus Ambystoma)



Mole Salamander (Genus Ambystoma) adalah kelompok salamander endemik di Amerika Utara, genus hanya dalam Ambystomatidae keluarga. Kelompok itu telah menjadi terkenal karena kehadiran Axolotl (Ambystoma mexicanum), banyak digunakan dalam penelitian, dan Salamander Tiger (Ambystoma tigrinum, Ambystoma mavortium) yang merupakan amfibia resmi negara, dan sering dijual sebagai hewan peliharaan.
e. Asiatic Salamander



The Asia salamander (Keluarga Hynobiidae) adalah salamander primitif ditemukan di seluruh Asia, dan di Rusia Eropa. Mereka sangat erat terkait dengan salamander Giant (Keluarga Cryptobranchidae), dengan mana mereka membentuk subordo Cryptobranchoidea. Sekitar setengah dari hynobiids yang unik ke Jepang , Dan, tidak seperti keluarga kadal lain yang berkembang biak secara internal, kadal jantan fokus pada kantung telur daripada perempuan selama berkembang biak . betina meletakkan dua kantung telur pada satu waktu, masing-masing berisi sampai tujuh puluh telur.

4. CIRI SALAMANDER
Salamander mempunyai beberapa ciri yang berbeda pada setiap spesiesnya, di mana di golongkan menjadi dua, antara lain :
a. Ciri Umum Salamander
• Salamander adalah amfibi yang memiliki kemiripan kuat dengan kadal. Ini memiliki tubuh berbentuk panjang dan tipis dengan empat jari pada kaki depan, lima jari pada kaki belakang dan ekor panjang. Ada lebih dari 700 spesies salamander ditemukan di seluruh dunia. Kebanyakan dari mereka yang cerah dalam warna dan memiliki kulit yang lembut dan lembab. Mereka tidak memiliki sisik, bukaan telinga atau cakar pada tubuh mereka.
• Kulit salamander mengeluarkan jenis khusus dari zat lendir yang memungkinkan mereka untuk tetap dalam kondisi lembab ketika tinggal di tanah kering. Ketika mereka berada dalam air, lendir ini membantu untuk mempertahankan keseimbangan garam dari tubuh mereka dan menyediakan pelumas yang membantu mereka dalam berenang.
• Salamander adalah makhluk nokturnal. Selama siang hari, mereka menyembunyikan diri di bawah kayu dan sampah daun jatuh lembab. Pada dasarnya, mereka lebih suka hidup rahasia.
• Sebagian besar salamander adalah karnivora di alam. Umum makanan salamander adalah serangga dan invertebrata kecil. Beberapa salamander besar makan kodok, ikan dan salamander lain juga. Larva salamander makan hewan air kecil.
b. Ciri Unik Salamander
• Salamder mempunyai kepala yang besar, mata yang kecil salah satu contohnya, Salamander Raksasa Cina (Andrias Davidianus)
• Salamander juga dapat meregenerasi tungkai yang hilang dan bagian tubuh lainnya. Ini memberi mereka keuntungan tambahan saat mereka diserang oleh predator mereka. Ketika pemangsa menangkap bagian tubuhnya, tetes bagian itu dan berjalan pergi. Selain itu juga salamander ini yang bisa menghabiskan masa hidupnya dalam bentuk larva, contohnya, Salamander Axolotl (Ambystoma mexicanum).
• Meskipun tampilan dijual dewasa seperti kadal, larva yang memiliki banyak kesamaan dengan berudu katak. Mereka dapat dibedakan dengan adanya struktur insang dekat daerah leher.
• Setiap salamander mempunyai warna, corak, garis-garis, bercak yang berbeda di karenakan spesiesnya yang berbeda pula.
• Ada pula salamander yang bertubuh kerdil yang pada salamander dewasa berukuran 1,5 - 2,4 inci (4,0-6,2 cm) dari moncong sampai ekor salah satu contohnya, Torrent Selatan Salamander (Rhyacotriton variegatus).

5. KLASIFIKASI ILMIAH SALAMANDER
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Caudata
Famili : Plethodontidae
Genus : Plethodon
Spesies : P. cinereus

6. HABITAT SALAMANDER
Seperti yang telah di sebutkan, salamander adalah hewan vertebrata yang hidup di dua alam (amphibi) yang tergolong ke dalam kelas amphibi yang berekor dan berkaki (Caudata/Urodela). Terdapat tiga jenis habitat salamander yaitu :
a) Air
Salamander air, hidup di air sepanjang umur mereka.
b) Semi air (daerah lembab/ setengah basah)
Salamander yang hidup pada daerah ini lebih memilih untuk hidup di darat. Mereka tinggal di air selama musim dingin untuk hibernate. Juga pada awal musim kawin mereka, mereka mulai hidup di air.
c) Terestrial
Salamander yang hidup di daerah terestrial hidup di darat sepanjang hidup mereka. Mereka tidak masuk ke dalam air, tetapi lebih suka hidup dekat dengan badan air atau lahan basah.

7. MANFAAT SALAMANDER
Salamander mempunyai beberapa manfaat, diantaranya telur salamander dapat di gunakan sebagai obat kanker. Pada umumnya, kanker timbul karena adanya sel-sel yang berubah dan bermutasi serta gen penekan tumor dalam tubuh kita tidak berfungsi. Untuk itu, para ilmuwan di Universitas Nottingham berhasil menyiasati kondisi itu dengan mengendalikan sel kanker. Mereka mengaktifkan gen supresor kanker dengan ekstra oosit axolotl.
Para ilmuwan mengatakan bahwa penemuan tersebut merupakan teknologi terbaru yang terbilang ampuh bagi pengobatan beberapa jenis kanker. Para peneliti lalu melirik salamander jenis axolotl. Binatang ini dikenal dengan kemampuannya yang bisa menumbuhkan kembali beberapa bagian tubuhnya. Para ilmuwan menemukan bahwa zat protein pada manusia dan axolotl memiliki kesamaan. Adapun oosit axolotl, yakni telur salamander sebelum ovulasi, mengandung molekul yang aktif memodifikasi epigenetik dan kapasitas kuat untuk mengubah tanda epigenetik pada DNA sel manusia.
Saat menangani sel-sel kanker dengan ekstrak oosit axolotl, para peneliti ternyata mampu mengaktifkan kembali gen supresor tumor dan menghentikan pertumbuhan kanker. Bahkan, keberadaan sel kanker tidak terbukti setelah 60 hari kemudian.

Para peneliti mengatakan identifikasi zat protein pada telur axolotl oocytes yang mampu membalikkkan keadaan sehingga menekan sel kanker merupakan sebuah terobosan dalam pengobatan kanker. Ini juga merupakan senjata yang menjanjikan dalam memerangi kanker. Hasil temuan tim peneliti Universitas Nottingham ini juga telah dipublikasikan pada jurnal Molecular Cancer. (Gizmag/Pri/OL-06).

Selain itu, salamander dapat di jadikan sebagai hewan peliharaan. Salah satu contohnya adalah Salamander Tiger (Ambystoma tigrinum, Ambystoma mavortium) yang merupakan amfibia resmi negara, dan sering dijual sebagai hewan peliharaan dan salamander juga dapat dijadikan sebagai bahan penelitian.




















DAFTAR PUSTAKA


Anonim, A. 2010, Jenis - Jenis Salamander, http://www.kumpulberita.com. Di akses tanggal 05 Oktober 2011.

Anonim, B. 2008, Salamander-Ciri. http://www.e-dukasi.net/ Di akses tanggal 05 Oktober 2011.
Anonim, C. 2009, Salamander Yang Unik, http://www.cits999.com. Di akses tanggal 08 Oktober 2011.
art, 2011, Salamander, http://www.smartpustaka.blogspot.com. Di akses tanggal 05 Oktober 2011.
Mukherjee, Bidisha, 2010, Salamander Habitat. http://buzzle.com/articles. Di akses tanggal 05 Oktober 2011.
Tjirosoepomo, Gembong, 2007, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.